Friday, January 21, 2005

Adna ke Kinderarzt

Sudah sepekan Adna batuk dan pilek. Tapi Adna tetap masuk sekolah karena Adna tetap ceria bermain seperti tidak sakit apa-apa. Teman-teman Adna juga ada yang meler-meler tapi tetap saja masuk sekolah. Selama melernya tidak berwarna bukan gejala terjangkit virus cuma sekedar reaksi tubuh terhadap cuaca yang memang akhir-akhir ini dingin disertai hujan dan angin.

Namun kemarin malam sepulang dari sholat Ied, kening Adna terasa lebih panas dari biasanya. Meski Adna tetap loncat-loncat dan berlari kesana kemari Mama memaksa Adna untuk tidur jam 8 malam. Temperatur badan Adna menunjukkan 38,7 derajat Celcius. Paginya meski temperatur tubuh Adna sudah normal lagi sekitar 37 derajat mama membawa adna pergi ke Kinderarzt (dokter anak). Untung saja sejak kemarin mama memang sudah membuat termin.

Pukul 9.35 kita baru sampai di tempat praktik yang tidak jauh dari rumah (10 menit jalan kaki).Adna dan mama terlambat 5 menit dari seharusnya, namun alhamdulillah malah jadi langsung masuk ke ruang periksa. Ibu Dokter Henrich-Weiber memeriksa Adna dengan seksama. Beliau bilang memang akhir-akhir ini sedang musim penyakit. Dan Adna diberi resep dua macam obat. Obat yang diminum diberikan tiap 2 jam sekali dan satunya lagi zäpchen yang lewat pantat hanya pada saat menjelang tidur. Obat-obat tersebut Homoöpathie, semacam ramuan dari tumbuh-tumbuhan. Jika masih tetap panas maka hari senin Adna harus kembali ke dokter.

Selesai diperiksa Adna masih sempet bermain dulu di ruang tunggu. Memanjat-manjat balok besar, bermain kuda-kudaan, menunggang liliput, dan membangun Lego-legoan. Adna betah sekali bermain sampai mama berulangkali membujuk untuk segera pulang barulah Adna mau pulang.

Tante-tante dan teman-teman doakan semoga Adna sembuh seperti sediakala yah, soalnya seringkali batuk Adna memang keras sampai makanan yang ada di perut keluar lagi.

Thursday, January 20, 2005

Hari Raya Idul Adha

Hari ini Adna beserta Ayah dan Mama berangkat pagi-pagi jam 7.30 ke Masjid Freiman untuk menunaikan Sholat Ied. Letak Masjidnya lumayan jauh juga. Kira-kira hampir satu jam dengan mengendarai U-Bahn dan bis. Tapi Adna sudah familiar sekali dengan jalur ke Masjid ini dan ternyata memang itu adalah jalur U-Bahn mama kalau ke kampus dan mengantar Adna ke Kinderkrippe. Di jalan alhamdulillah ketemu dengan pasangan om Aji dan Tante Reni. Sampai di Masjid sudah cukup banyak jamaah yang hadir. Tapi ada yang lucu sekali karena di gerbang Masjid sudah siap 2 badut yang berpakaian beruang ramah mengajak salaman anak-anak yang hadir sambil membagikan bungkusan kue dan permen. Suasana Masjid juga meriah dengan balon-balon dan kertas warna warni di sana sini. Benar-benar seperti mau ada pesta Ulang Tahun. Belum lagi anak-anak juga kedapetan balon gas. Sayangnya waktu Adna dateng ke Masjid masih dalam keadaan tertidur sehingga Adna luput dari pembagian permen-permen. Sebenernya mama bersyukur karena Adna sedang batuk-batuk hebat dan permen-permen itu bisa memperparah keadaan.

Sholat Ied dimulai pukul 9.30. Setelah ceramah yang disampaikan dalam 3 bahasa: Jerman, Arab, dan Inggris selesai maka selesai pulalah ibadah ritual Idul Adha. Alhamdulillah tak disangka ada seorang muslimah yang menyapa Mama. Dan ternyata dia itu pernah bertemu di tempat renang sewaktu Fraun Badetag (renang khusus perempuan). Dia adalah Simah Von Denfer. Mama terheran-heran karena menyadari ternyata dia putri dari Imam Masjid, Ahmad Von Denfer, yang terkenal. Dia mempersilahkan kepada mama untuk menikmati kue-kue bikinan ibunya. Di ruangan itu ternyata sudah berkumpul Ibu ROhimah, Kak Lisa, dan Mbak Farida juga Hana putrinya Simah. Kemudian berdatangan juga Tante Ninuk,Tante Elwis, Tante Reni, dan Bude KEcik. Setelah makan dan minum teh juga hidangan makan siang berupa nasi kuning dan hidangan kambing gulai, kami pamit pulang.

Untuk teman-teman dan tante-tante yang sempat berkunjung ke blog Adna, kami ucapkan
Selamat Hari Raya Idul Adha....!

Thursday, January 13, 2005

Siapa yang cantik

Sepulang dari sekolah Adna ternyata sudah berganti strumpfhose (kaos kaki panjang). Mama bertanya siapakah yang menggantikan strumpfhose Adna, Adna menjawab "Conny!". Conny adalah salah satu guru di sekolah Adna. Dan Adna pun menambahkan dengan bilang, "Conny cantik.....". Mama yang tergelitik ingin mengetahui lebih lanjut tentang pandangan 'cantiknya' itu melanjutkan bertanya, "Kalau Hedwig (guru yang lain)cantik gak Na....",jawab Adna,"Cantik". "Kalau Karin (assisten guru) cantik juga gak Na?". "Cantik..!",kata Adna dengan spontan. "Kalo Mama cantik gak?", tanya mama dag dig dug. Jawab Adna,"Hmmm..hmmm (mikir..)kalo pake lipstik..!".

Saturday, January 08, 2005

Ketika Adna mengamuk

Kemarin kami pergi jalan-jalan ke Marientplatz bersama keluarga Tante Echa dan Tante Ninuk. Om Prio masih jaga di Ostbahnof untuk mengumpulkan dana korban tsunami. Kakak Masha tentu saja sudah berjalan sendiri sedangkan Adna masih duduk di buggy dan adek Ra di kinderwagen. Cuaca alhamdulillah cerah dan temperatur masih berkisar 7 derajat. Mama dan Tante Echa sedang mencari-cari kaos tangan winter untuk adek Ra dan Adna. Kaus tangan Adna kebetulan terjatuh satu padahal musim dingin masih sampai februari. Meskipun beberapa hari ini seolah-olah 'winter' sudah berlalu dan berganti 'frühling (musim semi)'namun dikhawatirkan nanti salju akan datang lagi.

Di toko-toko sedang digelar berbagai kostum untuk pesta 'Fasching' yaitu pesta kostum untuk mengusir winter dan memanggil Frühling. Mama tak lupa membeli sebuah mahkota untuk Adna. Siapa tahu Adna ingin sekali memakai kostum Prinzessin saat Fasching nanti di sekolah. Tapi rupanya Adna sudah tak sabar untuk memakai mahkotanya sekarang juga sehingga sepanjang jalan mahkota tersebut sudah bertengger di kepala mama. Adna tak peduli dengan lirikan atau senyuman orang-orang di sekitar.

Kami sebetulnya akan pergi mengunjungi Zubia setelah Kak Masha nonton film 3D di Imax. Adna sebetulnya ingin juga ikut tapi kata Mama pertunjukkan filmnya hanya untuk anak di atas 4 tahun. Setelah Kak Masha selesai menonton kami mampir ke sebuah supermarket. Ketika Mama sedang memilih barang yang hendak dibeli Adna dengan enaknya meraih permen coklat berwarna warni yang ditaruh di tabung. Mama tidak setuju Adna mengambil permen itu karena di rumah pun masih ada permen serupa dan masih cukup banyak. Semula Adna tetap tidak ingin mengembalikannya. Setelah Mama lelah membujuk akhirnya permen itu Mama ambil dari tangan Adna dan dikembalikan ke rak lalu segera membawa Adna ke luar. Adna menjerit-jerit keras apalagi ketika melihat sesuatu di dekat kasir teriakan Adna semakin hebat. Mama berpikir Adna ingin permen cup a cup juga maka mama pun tetap tidak mengijinkan. Adna meronta-ronta dan dengan sekuat tenaga mama taruh Adna di buggy-nya. Belum pernah Adna menjerit-jerit sehebat ini. Mama terus berusaha berdialog dengan Adna, namun Adna masih juga belum mau berhenti menangis. Baru setelah hampir setengah jam Adna meredakan tangisnya itu pun setelah digendong dan dialihkan perhatiannya ke gambar-gambar yang dilukiskan di dinding stasiun bawah tanah.

Thursday, January 06, 2005

Prinzessin Adna

Sejak Adna menapaki usia kedua (sekarang 2,5 tahun) dia tumbuh benar-benar selayaknya seorang gadis kecil. Adna sangat menyukai permainan masak-masakan, boneka bayi (bukan boneka binatang yang lembut), menyanyi, dan juga menari-nari. Adna juga sangat menyukai PRinzessin (putri). Karena seorang putri bagi Adna adalah sosok yang cantik, lembut, baik hati dan selalu berpakaian bagus. Jika mama bertanya apakah Adna mau menjadi Hexe, maka Adna spontan menjawab 'Nein'. KArena HExe selalu berwajah buruk rupa dengan hidung bengkok, mata besar melotot dan berbaju kusam.

Suatu hari Adna menonton film di televisi Super RTL dengan judul Prinzessin Anneliese und Dorfmadchen (Putri Anneliese dan Gadis Desa). Mama juga sangat menyukai film itu. Selain jalan ceritanya yang menarik juga membuat mama teringat saat kecil dulu. Ceritanya berkisar kehidupan dua orang gadis yang berwajah sama namun bernasib jauh berbeda. Sang putri hidup bergelimpang kekayaan dan selalu berpakaian mewah sedangkan yang satunya bekerja keras untuk hidup sehari-hari. Namun ternyata sang Putri menghadapi lebih banyak masalah. Semoga ketika Adna beranjak dewasa nanti akan selalu ingat dan bersyukur kepada Allah atas apa yang Dia anugerahkan. Bahwa kekayaan dan kecantikan belum tentu membawa seseorang kepada kebahagiaan yang sesungguhnya.

Kebetulan Adna juga mendapat oleh-oleh buku dengan judul yang sama dari Eyang. SEtiap sebelum tidur Adna selalu meminta dibacakan buku itu. Buku favorit Adna lainnya adalah 'Ayam yang Bertelur emas'. Rasanya Adna belum bisa tidur tanpa dibacakan buku cerita. Adna juga senang bermain peran sebagai putri dengan tak lupa memakai baju 'putri' yang dibelikan eyang dan sepatu selop mama. Terkadang Adna menunjuk ayah sebagai Julian (pasangan putri Anneliese). Adna akan memakai baju putri sampai menjelang tidur baru dibuka. Adna sayang sekali dengan baju itu.



Indonesia H.E.L.P

Tragedi Tsunami Aceh 26 Desember 2004








Mer-C Dompet Dhuafa Republika PMI