Sunday, November 06, 2005

Lebaran

Tak terasa ini adalah lebaran yang ke-5 kali semenjak tinggal di Muenchen. Meski sedih juga rasanya tidak bisa bersilaturahmi dengan orang tua, kakak-kakak, maupun saudara di tanah air namun suasana lebaran tiap tahun senantiasa semarak. Dulu pertama kali kami disini sholat ied-nya selalu di masjid besar. Meski masjid besar ini termasuk jauh apalagi di musim dingin dan mesti berangkat pagi-pagi tetap membuat kami semangat untuk pergi ke acara sholat tahunan ini.

di masjid besar tersebut biasanya berkumpul umat muslim dari segala bangsa. Dari saudara-saudara yang berasal dari Arab, Turki, India, Pakistan, Afrika, Mesir, pokoknya campur aduk. Orang Indonesia masih sangat sedikit dibanding yang lain. Biasanya sehabis sholat mama masak hidangan khas lebaran seperti rendang atau opor, sambal goreng ati dan lontong. Biasanya kita mengundang sahabat-sahabat untuk datang merayakan lebaran di rumah.

SEtiap tahun acara lebaran berganti, mulai tahun ke-2 di Muenchen lebaran mulai dipikirkan untuk dirayakan sendiri oleh orang-orang Indonesia atau keluarga jerman-Indonesia. KArena jika harus pergi ke masjid besar, selain banyak dari kami tidak mengerti isi ceramah yang disampaikan dalam bahasa Arab dan Jerman juga jamaah yang terlalu banyak dibandingkan ruangan yang tersedia. Apalagi bagian untuk ibu-ibu selalu penuh sesak karena dipadati anak-anak yang masih balita dan tak jarang saat sholat selalu menangis bersahut-sahutan. Sehingga setiap tahun selalu dibentuk panitya yang mengurusi sholat ied dan tentu acara hiburan.

Gedung yang pertamakali kami tempati yaitu IG Feuer Wache. Gedungnya besar dan ada panggung