Friday, December 23, 2005

Comeback.....!

Waduh, ternyata gak terasa sudah setengah tahun gak pernah nge-blog. Pertama maafin ya Na, mama udah kelewat lama gak merekam aktivitasmu selama setengah tahun. Insya Allah mama mulai beraktivitas lagi menulis dalam blog.

Akhirnya setelah sekitar 2 tahun 3 bulan, mama alhamdulillah telah menyelesaikan program studi mama di TUM. Meski mungkin suatu akhir yang tidak semeriah waktu di Indonesia dulu dimana upacara wisuda yang gegap gempita menandai berakhirnya masa-masa mahasiswa. Di sini tidak ada acara seperti itu. Kelulusan sebagai seorang Diplom-Phys atau Master of Science bukanlah sesuatu yang 'istimewa', lain halnya jika kelulusan itu adalah membawa predikat 'Doktor' atau 'PhD' barulah akan dirayakan dengan lebih meriah.

Kalau boleh mengenang masa-masa studi ini mama jadi sangat terharu. Peran Adna dan ayah sangat besar. Seorang teman mama yang asli jerman pernah berkomentar, bahwa dia heran melihat mama sepertinya tidak pernah kelihatan stress disaat menyelesaikan thesis. Mama hanya tersenyum, dalam hati berkata bagaimana aku stress jika di rumah ada suami dan anak yang selalu menceriakan suasana dan tak habis-habisnya memberikan support. Tiap mama pusing mikir harus menuliskan apa tentang thesis, Adna dengan gaya lucunya joget-joget sambil memutarkan lagunya Tweenies dari Homepagenya BBC-Kids...."Copy...copy..copy..me too...!I do this, and You do it too....". Kok ya gak capek-capek jejingkrakan di atas tempat tidur. Atau lagunya..."Gonna make a house....Gonna make a roof..." dst.

Jika pun malam-malam meski harus nulis thesis lagi, maka mama menuliskannya di tempat tidur langsung di laptop. Dengan demikian mama masih bisa berdekatan dengan adna dan ayah yang masih tertidur pulas. Wah rasanya indah sekali. Bahkan kadang-kadang Adna yang bangun terus minta dipangku mama atau sekedar kepalanya di atas pangkuan sedangkan mama masih bisa mengetik menambah semangat tersendiri.

Mama juga tiba-tiba jadi terkenang dengan Bude Dwi Ismoyo yang tak kalah berjasaa semasa studi mama. Beliaulah yang dengan penuh kesabaran dan ketelatenan menjaga Adna saat mama harus kuliah. Mama masih ingat saat-saat hujan salju yang deras, dan turun dari S-bahn (kereta cepat), Bude Dwi sudah berada di stasiun siap membawa Adna ke rumahnya. DI stasiun kereta kecil itulah Adna yang masih berusia 1 tahun 3 bulan diserah terimakan, mama naik bus yang kebetulan sudah langsung siap berangkat dan mbak Dwi mendorong kereta bayi Adna ke rumahnya yang sekitar 15 menit dari stasiun.

Adna saat itu masih getol-getolnya nyusu ASI, hari pertama ditinggal mama Adna nangis keras sekali kata Pakde Ismoyo Adna nangisnya langsung gigi 5 (istilah otomotif). Sampai tetangga-tetannga disana heran-heran kok ada bayi nangis keras sekali?. Oalaa...ternyata anak yang mau nyusu mama. Tapi lama kelamaan Adna mau nyusu botol. Dan jika mama pulang Adna tidak ada kompromi lagi langsung nagih ASI. Di rumah Mbak Dwi ada Izan dan Rifki yang selalu menghibur Adna, bahkan lama-lama Adna suka sekali main sama mas-mas ini yang bertubuh jauh lebih bongsor.

Setelah hampir 4 bulan di jaga Bude Dwi, untungnya Adna dapet tempat di Kinderkrippe Sonenkaefer yang letaknya satu kompleks dengan kampus mama. Alhamdulillah, karena dengan demikian bisa menghemat waktu di jalan. Jika harus dititipkan ke rumah bude Dwi maka mama harus menghabiskan waktu 4 jam pulang pergi dalam sehari. Sedangkan jika dititipkan di kinderkrippe hanya butuh waktu 2 jam bolak balik. Dan tentu saja perjalanan ke kampus harus berjuang di antara desak desakan manusia yang semuanya ingin pergi ke tempat kerja atau sekolah masing-masing. Belum lagi bus kampus yang terkenal 'full pressed body' kadangkala membawa badan sendiri aja sudah kepayahan sedangkan mama harus membawa kinderwagen. Untung saja di waktu pagi yang dingin Adna masih meneruskan tidurnya di kinderwagen sehingga tidak harus menyaksikan upacara rutin berdesakan seperti itu.

Anyway, sekali lagi mama ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Ayah, Adna, keluarga Ismoyo, dan pihak-pihak lain yang mungkin tidak bisa disebut satu persatu yang secara langsung berperan terhadap kelancaran studi ini. Dan tak lupa juga terimakasih kepada keluarga besar di Indonesia mamak+bapak, ibu+bapak, Mbak Arnie, Mbak Uut, Mbak Wien, Mas Agus, Mas Dede, Siti, Ninuk dan Prio.


Joy and Sorrow chapter VIII


Then a woman said, "Speak to us of Joy and Sorrow."
And he answered:
Your joy is your sorrow unmasked.
And the selfsame well from which your laughter rises was oftentimes filled with your tears.
And how else can it be?
The deeper that sorrow carves into your being, the more joy you can contain.
Is not the cup that hold your wine the very cup that was burned in the potter's oven?
And is not the lute that soothes your spirit, the very wood that was hollowed with knives?
When you are joyous, look deep into your heart and you shall find it is only that which has given you sorrow that is giving you joy.
When you are sorrowful look again in your heart, and you shall see that in truth you are weeping for that which has been your delight.
Some of you say, "Joy is greater than sorrow," and others say, "Nay, sorrow is the greater."
But I say unto you, they are inseparable.
Together they come, and when one sits alone with you at your board, remember that the other is asleep upon your bed.
Verily you are suspended like scales between your sorrow and your joy.
Only when you are empty are you at standstill and balanced.
When the treasure-keeper lifts you to weigh his gold and his silver, needs must your joy or your sorrow rise or fall.


Khalil Gibran

Comeback.....!

Waduh, ternyata gak terasa sudah setengah tahun gak pernah nge-blog. Pertama maafin ya Na, mama udah kelewat lama gak merekam aktivitasmu selama setengah tahun. Insya Allah mama mulai beraktivitas lagi menulis dalam blog.

Akhirnya setelah sekitar 2 tahun 3 bulan, mama alhamdulillah telah menyelesaikan program studi mama di TUM. Meski mungkin suatu akhir yang tidak semeriah waktu di Indonesia dulu dimana upacara wisuda yang gegap gempita menandai berakhirnya masa-masa mahasiswa. Di sini tidak ada acara seperti itu. Kelulusan sebagai seorang Diplom-Phys atau Master of Science bukanlah sesuatu yang 'istimewa', lain halnya jika kelulusan itu adalah membawa predikat 'Doktor' atau 'PhD' barulah akan dirayakan dengan lebih meriah.

Kalau boleh mengenang masa-masa studi ini mama jadi sangat terharu. Peran Adna dan ayah sangat besar. Seorang teman mama yang asli jerman pernah berkomentar, bahwa dia heran melihat mama sepertinya tidak pernah kelihatan stress disaat menyelesaikan thesis. Mama hanya tersenyum, dalam hati berkata bagaimana aku stress jika di rumah ada suami dan anak yang selalu menceriakan suasana dan tak habis-habisnya memberikan support. Tiap mama pusing mikir harus menuliskan apa tentang thesis, Adna dengan gaya lucunya joget-joget sambil memutarkan lagunya Tweenies dari Homepagenya BBC-Kids...."Copy...copy..copy..me too...!I do this, and You do it too....". Kok ya gak capek-capek jejingkrakan di atas tempat tidur. Atau lagunya..."Gonna make a house....Gonna make a roof..." dst.

Jika pun malam-malam meski harus nulis thesis lagi, maka mama menuliskannya di tempat tidur langsung di laptop. Dengan demikian mama masih bisa berdekatan dengan adna dan ayah yang masih tertidur pulas. Wah rasanya indah sekali. Bahkan kadang-kadang Adna yang bangun terus minta dipangku mama atau sekedar kepalanya di atas pangkuan sedangkan mama masih bisa mengetik menambah semangat tersendiri.

Mama juga tiba-tiba jadi terkenang dengan Bude Dwi Ismoyo yang tak kalah berjasaa semasa studi mama. Beliaulah yang dengan penuh kesabaran dan ketelatenan menjaga Adna saat mama harus kuliah. Mama masih ingat saat-saat hujan salju yang deras, dan turun dari S-bahn (kereta cepat), Bude Dwi sudah berada di stasiun siap membawa Adna ke rumahnya. DI stasiun kereta kecil itulah Adna yang masih berusia 1 tahun 3 bulan diserah terimakan, mama naik bus yang kebetulan sudah langsung siap berangkat dan mbak Dwi mendorong kereta bayi Adna ke rumahnya yang sekitar 15 menit dari stasiun.

Adna saat itu masih getol-getolnya nyusu ASI, hari pertama ditinggal mama Adna nangis keras sekali kata Pakde Ismoyo Adna nangisnya langsung gigi 5 (istilah otomotif). Sampai tetangga-tetannga disana heran-heran kok ada bayi nangis keras sekali?. Oalaa...ternyata anak yang mau nyusu mama. Tapi lama kelamaan Adna mau nyusu botol. Dan jika mama pulang Adna tidak ada kompromi lagi langsung nagih ASI. Di rumah Mbak Dwi ada Izan dan Rifki yang selalu menghibur Adna, bahkan lama-lama Adna suka sekali main sama mas-mas ini yang bertubuh jauh lebih bongsor.

Setelah hampir 4 bulan di jaga Bude Dwi, untungnya Adna dapet tempat di Kinderkrippe Sonenkaefer yang letaknya satu kompleks dengan kampus mama. Alhamdulillah, karena dengan demikian bisa menghemat waktu di jalan. Jika harus dititipkan ke rumah bude Dwi maka mama harus menghabiskan waktu 4 jam pulang pergi dalam sehari. Sedangkan jika dititipkan di kinderkrippe hanya butuh waktu 2 jam bolak balik. Dan tentu saja perjalanan ke kampus harus berjuang di antara desak desakan manusia yang semuanya ingin pergi ke tempat kerja atau sekolah masing-masing. Belum lagi bus kampus yang terkenal 'full pressed body' kadangkala membawa badan sendiri aja sudah kepayahan sedangkan mama harus membawa kinderwagen. Untung saja di waktu pagi yang dingin Adna masih meneruskan tidurnya di kinderwagen sehingga tidak harus menyaksikan upacara rutin berdesakan seperti itu.

Anyway, sekali lagi mama ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Ayah, Adna, keluarga Ismoyo, dan pihak-pihak lain yang mungkin tidak bisa disebut satu persatu yang secara langsung berperan terhadap kelancaran studi ini. Dan tak lupa juga terimakasih kepada keluarga besar di Indonesia mamak+bapak, ibu+bapak, Mbak Arnie, Mbak Uut, Mbak Wien, Mas Agus, Mas Dede, Siti, Ninuk dan Prio.


Joy and Sorrow chapter VIII


Then a woman said, "Speak to us of Joy and Sorrow."
And he answered:
Your joy is your sorrow unmasked.
And the selfsame well from which your laughter rises was oftentimes filled with your tears.
And how else can it be?
The deeper that sorrow carves into your being, the more joy you can contain.
Is not the cup that hold your wine the very cup that was burned in the potter's oven?
And is not the lute that soothes your spirit, the very wood that was hollowed with knives?
When you are joyous, look deep into your heart and you shall find it is only that which has given you sorrow that is giving you joy.
When you are sorrowful look again in your heart, and you shall see that in truth you are weeping for that which has been your delight.
Some of you say, "Joy is greater than sorrow," and others say, "Nay, sorrow is the greater."
But I say unto you, they are inseparable.
Together they come, and when one sits alone with you at your board, remember that the other is asleep upon your bed.
Verily you are suspended like scales between your sorrow and your joy.
Only when you are empty are you at standstill and balanced.
When the treasure-keeper lifts you to weigh his gold and his silver, needs must your joy or your sorrow rise or fall.


Khalil Gibran