Monday, October 10, 2005

Hari-hari di Kindergarten dan Oktoberfest

Tak terasa sudah 2 bulan lebih Adna di Kindergarten. Adna sudah punya beberapa teman dekat. Namun rata-rata teman dekatnya itu adalah anak-anak perempuan yang lebih besar. Mungkin karena memang sifat mereka yang nge-mong. Bahkan begitu Adna datang mereka sudah menuggu tak sabar untuk segera mengajak adna bermain.

Untungnya mama juga dekat dengan mereka. Dulu ketika masa-masa menunggui Adna memang mama selalu ngobrol dengan mereka. Anak-anak itu selalu melapor saat mama menjemput di sore hari. Ada yang bilang, tadi Adna dan saya tidur bersama lho, atau Adna tidurnya lama padahal ia sudah menunggu-nunggu untuk mengajaknya kembali bermain.

Kata Bu guru Eva, Adna seperti princessin di sekolah. Dia gak perlu bergerak tinggal duduk, angkat kaki bergantian kiri dan kanan lalu ada yang memasangkan sepatunya. Lalu berdiri dan tangannya diluruskan maka sudah ada yang memakaikan jaketnya. hehhehe..Adna..Adna...

Dari semua anak perempuan besar itu Adna banyak belajar. Antara lain dia sudah bisa mewarnai gambar jauh lebih bagus daripada sebelumnya. Adna juga sudah sangat trampil bergelantungan bahkan dengan kaki membelit di batang besi dan kepala dibawah, mirip seperti kalelawar. Ada juga yang mengajak Adna ke pojok tempat schminken (dandan-dandanan) kebetulan Adna memang suka banget, jadilah dia di rumah minta schminken juga. Waduh terpaksa mama tidak penuhi.

Hari ini adalah jadwal Olah Raga. Adna siap dengan buntelannya yang berisi T-Shirt, celana legging, sepatu turnen. Sementara itu di siang hari juga ada berenang. Untuk berenang, juga perlatan seperti baju renang, handuk, lotion, sabun, dan sisir di taruh di buntelan.

Oktober Fest

Konon dahulu ketika Raja Ludwig 1 hendak menikah dengan seorang wanita yang bukan berasal dari Bayern mengupayakan sesuatu hal agar si wanita itu kerasan tinggal di muenchen. Akhirnya untuk menghibur sang calon permaisuri, ia mengadakan suatu ajang minum bir yang merupakan kebiasaan orang Bayern di suatu padang bernama Theresia. Ternyata usahanya berhasil. Sang permaisuri senang dan berkesan sekali. Malah ia minta agar tiap tahun diadakan juga. Tradisi ini akhirnya terus dilestarikan hingga sekarang. dan padang itu diberi nama Theresientwiese.

Hingga hari ini oktober fest memang selalu dipadati orang-orang Bayern dengan memakai pakaian khas mereka. Yang putri memakai Drindl sedangkan yang pria Lederhose. Salah seorang kenalan yang juga orang Bayern asli bilang bahwa Drindl yang benar adalah panjang hingga mata kaki dan dilapisi rok berenda yang menyembul di bawah. Kepala juga selalu ditutupi topi. Dengan sepatu hitam tanpa hak tinggi. Namun dengan berkembangnya mode dan era keter'buka'-an, maka Drindl dimodifikasi jadi lebih pendek bahkan tak jarang mini sekali. Apalagi untuk sepatu banyak juga yang sudah memakai boot, hak tinggi, bahkan sepatu kets.

Kami berkunjung ke sana, saat keluarga Bintari-Joni dari Lorrach datang. Sayangnya waktu itu sudah agak gelap ditambah hujan, sehingga tak sempat muter-muter. Namun Oktoberfest juga tak beda dengan pasar malam biasa yang diramaikan dengan permainan komedi putar dan Arena-arena permainan yang mengguncang perut.

Adna dan Widi juga tak mau ketinggalan untuk menikmati permainan-permainan itu.

Hari-hari di Kindergarten dan Oktoberfest

Tak terasa sudah 2 bulan lebih Adna di Kindergarten. Adna sudah punya beberapa teman dekat. Namun rata-rata teman dekatnya itu adalah anak-anak perempuan yang lebih besar. Mungkin karena memang sifat mereka yang nge-mong. Bahkan begitu Adna datang mereka sudah menuggu tak sabar untuk segera mengajak adna bermain.

Untungnya mama juga dekat dengan mereka. Dulu ketika masa-masa menunggui Adna memang mama selalu ngobrol dengan mereka. Anak-anak itu selalu melapor saat mama menjemput di sore hari. Ada yang bilang, tadi Adna dan saya tidur bersama lho, atau Adna tidurnya lama padahal ia sudah menunggu-nunggu untuk mengajaknya kembali bermain.

Kata Bu guru Eva, Adna seperti princessin di sekolah. Dia gak perlu bergerak tinggal duduk, angkat kaki bergantian kiri dan kanan lalu ada yang memasangkan sepatunya. Lalu berdiri dan tangannya diluruskan maka sudah ada yang memakaikan jaketnya. hehhehe..Adna..Adna...

Dari semua anak perempuan besar itu Adna banyak belajar. Antara lain dia sudah bisa mewarnai gambar jauh lebih bagus daripada sebelumnya. Adna juga sudah sangat trampil bergelantungan bahkan dengan kaki membelit di batang besi dan kepala dibawah, mirip seperti kalelawar. Ada juga yang mengajak Adna ke pojok tempat schminken (dandan-dandanan) kebetulan Adna memang suka banget, jadilah dia di rumah minta schminken juga. Waduh terpaksa mama tidak penuhi.

Hari ini adalah jadwal Olah Raga. Adna siap dengan buntelannya yang berisi T-Shirt, celana legging, sepatu turnen. Sementara itu di siang hari juga ada berenang. Untuk berenang, juga perlatan seperti baju renang, handuk, lotion, sabun, dan sisir di taruh di buntelan.

Oktober Fest

Konon dahulu ketika Raja Ludwig 1 hendak menikah dengan seorang wanita yang bukan berasal dari Bayern mengupayakan sesuatu hal agar si wanita itu kerasan tinggal di muenchen. Akhirnya untuk menghibur sang calon permaisuri, ia mengadakan suatu ajang minum bir yang merupakan kebiasaan orang Bayern di suatu padang bernama Theresia. Ternyata usahanya berhasil. Sang permaisuri senang dan berkesan sekali. Malah ia minta agar tiap tahun diadakan juga. Tradisi ini akhirnya terus dilestarikan hingga sekarang. dan padang itu diberi nama Theresientwiese.

Hingga hari ini oktober fest memang selalu dipadati orang-orang Bayern dengan memakai pakaian khas mereka. Yang putri memakai Drindl sedangkan yang pria Lederhose. Salah seorang kenalan yang juga orang Bayern asli bilang bahwa Drindl yang benar adalah panjang hingga mata kaki dan dilapisi rok berenda yang menyembul di bawah. Kepala juga selalu ditutupi topi. Dengan sepatu hitam tanpa hak tinggi. Namun dengan berkembangnya mode dan era keter'buka'-an, maka Drindl dimodifikasi jadi lebih pendek bahkan tak jarang mini sekali. Apalagi untuk sepatu banyak juga yang sudah memakai boot, hak tinggi, bahkan sepatu kets.

Kami berkunjung ke sana, saat keluarga Bintari-Joni dari Lorrach datang. Sayangnya waktu itu sudah agak gelap ditambah hujan, sehingga tak sempat muter-muter. Namun Oktoberfest juga tak beda dengan pasar malam biasa yang diramaikan dengan permainan komedi putar dan Arena-arena permainan yang mengguncang perut.

Adna dan Widi juga tak mau ketinggalan untuk menikmati permainan-permainan itu.

Friday, October 07, 2005

Selamat Datang ya Ramadhan.....

Kami sekeluarga ingin mengucapkan


SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA
SEMOGA DAPAT MENJALANKAN SEMUA IBADAH DENGAN KHUSYUK DAN PENUH DENGAN KEIKHLASAN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Selamat Datang ya Ramadhan.....

Kami sekeluarga ingin mengucapkan


SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA
SEMOGA DAPAT MENJALANKAN SEMUA IBADAH DENGAN KHUSYUK DAN PENUH DENGAN KEIKHLASAN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN