Friday, December 23, 2005

Comeback.....!

Waduh, ternyata gak terasa sudah setengah tahun gak pernah nge-blog. Pertama maafin ya Na, mama udah kelewat lama gak merekam aktivitasmu selama setengah tahun. Insya Allah mama mulai beraktivitas lagi menulis dalam blog.

Akhirnya setelah sekitar 2 tahun 3 bulan, mama alhamdulillah telah menyelesaikan program studi mama di TUM. Meski mungkin suatu akhir yang tidak semeriah waktu di Indonesia dulu dimana upacara wisuda yang gegap gempita menandai berakhirnya masa-masa mahasiswa. Di sini tidak ada acara seperti itu. Kelulusan sebagai seorang Diplom-Phys atau Master of Science bukanlah sesuatu yang 'istimewa', lain halnya jika kelulusan itu adalah membawa predikat 'Doktor' atau 'PhD' barulah akan dirayakan dengan lebih meriah.

Kalau boleh mengenang masa-masa studi ini mama jadi sangat terharu. Peran Adna dan ayah sangat besar. Seorang teman mama yang asli jerman pernah berkomentar, bahwa dia heran melihat mama sepertinya tidak pernah kelihatan stress disaat menyelesaikan thesis. Mama hanya tersenyum, dalam hati berkata bagaimana aku stress jika di rumah ada suami dan anak yang selalu menceriakan suasana dan tak habis-habisnya memberikan support. Tiap mama pusing mikir harus menuliskan apa tentang thesis, Adna dengan gaya lucunya joget-joget sambil memutarkan lagunya Tweenies dari Homepagenya BBC-Kids...."Copy...copy..copy..me too...!I do this, and You do it too....". Kok ya gak capek-capek jejingkrakan di atas tempat tidur. Atau lagunya..."Gonna make a house....Gonna make a roof..." dst.

Jika pun malam-malam meski harus nulis thesis lagi, maka mama menuliskannya di tempat tidur langsung di laptop. Dengan demikian mama masih bisa berdekatan dengan adna dan ayah yang masih tertidur pulas. Wah rasanya indah sekali. Bahkan kadang-kadang Adna yang bangun terus minta dipangku mama atau sekedar kepalanya di atas pangkuan sedangkan mama masih bisa mengetik menambah semangat tersendiri.

Mama juga tiba-tiba jadi terkenang dengan Bude Dwi Ismoyo yang tak kalah berjasaa semasa studi mama. Beliaulah yang dengan penuh kesabaran dan ketelatenan menjaga Adna saat mama harus kuliah. Mama masih ingat saat-saat hujan salju yang deras, dan turun dari S-bahn (kereta cepat), Bude Dwi sudah berada di stasiun siap membawa Adna ke rumahnya. DI stasiun kereta kecil itulah Adna yang masih berusia 1 tahun 3 bulan diserah terimakan, mama naik bus yang kebetulan sudah langsung siap berangkat dan mbak Dwi mendorong kereta bayi Adna ke rumahnya yang sekitar 15 menit dari stasiun.

Adna saat itu masih getol-getolnya nyusu ASI, hari pertama ditinggal mama Adna nangis keras sekali kata Pakde Ismoyo Adna nangisnya langsung gigi 5 (istilah otomotif). Sampai tetangga-tetannga disana heran-heran kok ada bayi nangis keras sekali?. Oalaa...ternyata anak yang mau nyusu mama. Tapi lama kelamaan Adna mau nyusu botol. Dan jika mama pulang Adna tidak ada kompromi lagi langsung nagih ASI. Di rumah Mbak Dwi ada Izan dan Rifki yang selalu menghibur Adna, bahkan lama-lama Adna suka sekali main sama mas-mas ini yang bertubuh jauh lebih bongsor.

Setelah hampir 4 bulan di jaga Bude Dwi, untungnya Adna dapet tempat di Kinderkrippe Sonenkaefer yang letaknya satu kompleks dengan kampus mama. Alhamdulillah, karena dengan demikian bisa menghemat waktu di jalan. Jika harus dititipkan ke rumah bude Dwi maka mama harus menghabiskan waktu 4 jam pulang pergi dalam sehari. Sedangkan jika dititipkan di kinderkrippe hanya butuh waktu 2 jam bolak balik. Dan tentu saja perjalanan ke kampus harus berjuang di antara desak desakan manusia yang semuanya ingin pergi ke tempat kerja atau sekolah masing-masing. Belum lagi bus kampus yang terkenal 'full pressed body' kadangkala membawa badan sendiri aja sudah kepayahan sedangkan mama harus membawa kinderwagen. Untung saja di waktu pagi yang dingin Adna masih meneruskan tidurnya di kinderwagen sehingga tidak harus menyaksikan upacara rutin berdesakan seperti itu.

Anyway, sekali lagi mama ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Ayah, Adna, keluarga Ismoyo, dan pihak-pihak lain yang mungkin tidak bisa disebut satu persatu yang secara langsung berperan terhadap kelancaran studi ini. Dan tak lupa juga terimakasih kepada keluarga besar di Indonesia mamak+bapak, ibu+bapak, Mbak Arnie, Mbak Uut, Mbak Wien, Mas Agus, Mas Dede, Siti, Ninuk dan Prio.


Joy and Sorrow chapter VIII


Then a woman said, "Speak to us of Joy and Sorrow."
And he answered:
Your joy is your sorrow unmasked.
And the selfsame well from which your laughter rises was oftentimes filled with your tears.
And how else can it be?
The deeper that sorrow carves into your being, the more joy you can contain.
Is not the cup that hold your wine the very cup that was burned in the potter's oven?
And is not the lute that soothes your spirit, the very wood that was hollowed with knives?
When you are joyous, look deep into your heart and you shall find it is only that which has given you sorrow that is giving you joy.
When you are sorrowful look again in your heart, and you shall see that in truth you are weeping for that which has been your delight.
Some of you say, "Joy is greater than sorrow," and others say, "Nay, sorrow is the greater."
But I say unto you, they are inseparable.
Together they come, and when one sits alone with you at your board, remember that the other is asleep upon your bed.
Verily you are suspended like scales between your sorrow and your joy.
Only when you are empty are you at standstill and balanced.
When the treasure-keeper lifts you to weigh his gold and his silver, needs must your joy or your sorrow rise or fall.


Khalil Gibran

Comeback.....!

Waduh, ternyata gak terasa sudah setengah tahun gak pernah nge-blog. Pertama maafin ya Na, mama udah kelewat lama gak merekam aktivitasmu selama setengah tahun. Insya Allah mama mulai beraktivitas lagi menulis dalam blog.

Akhirnya setelah sekitar 2 tahun 3 bulan, mama alhamdulillah telah menyelesaikan program studi mama di TUM. Meski mungkin suatu akhir yang tidak semeriah waktu di Indonesia dulu dimana upacara wisuda yang gegap gempita menandai berakhirnya masa-masa mahasiswa. Di sini tidak ada acara seperti itu. Kelulusan sebagai seorang Diplom-Phys atau Master of Science bukanlah sesuatu yang 'istimewa', lain halnya jika kelulusan itu adalah membawa predikat 'Doktor' atau 'PhD' barulah akan dirayakan dengan lebih meriah.

Kalau boleh mengenang masa-masa studi ini mama jadi sangat terharu. Peran Adna dan ayah sangat besar. Seorang teman mama yang asli jerman pernah berkomentar, bahwa dia heran melihat mama sepertinya tidak pernah kelihatan stress disaat menyelesaikan thesis. Mama hanya tersenyum, dalam hati berkata bagaimana aku stress jika di rumah ada suami dan anak yang selalu menceriakan suasana dan tak habis-habisnya memberikan support. Tiap mama pusing mikir harus menuliskan apa tentang thesis, Adna dengan gaya lucunya joget-joget sambil memutarkan lagunya Tweenies dari Homepagenya BBC-Kids...."Copy...copy..copy..me too...!I do this, and You do it too....". Kok ya gak capek-capek jejingkrakan di atas tempat tidur. Atau lagunya..."Gonna make a house....Gonna make a roof..." dst.

Jika pun malam-malam meski harus nulis thesis lagi, maka mama menuliskannya di tempat tidur langsung di laptop. Dengan demikian mama masih bisa berdekatan dengan adna dan ayah yang masih tertidur pulas. Wah rasanya indah sekali. Bahkan kadang-kadang Adna yang bangun terus minta dipangku mama atau sekedar kepalanya di atas pangkuan sedangkan mama masih bisa mengetik menambah semangat tersendiri.

Mama juga tiba-tiba jadi terkenang dengan Bude Dwi Ismoyo yang tak kalah berjasaa semasa studi mama. Beliaulah yang dengan penuh kesabaran dan ketelatenan menjaga Adna saat mama harus kuliah. Mama masih ingat saat-saat hujan salju yang deras, dan turun dari S-bahn (kereta cepat), Bude Dwi sudah berada di stasiun siap membawa Adna ke rumahnya. DI stasiun kereta kecil itulah Adna yang masih berusia 1 tahun 3 bulan diserah terimakan, mama naik bus yang kebetulan sudah langsung siap berangkat dan mbak Dwi mendorong kereta bayi Adna ke rumahnya yang sekitar 15 menit dari stasiun.

Adna saat itu masih getol-getolnya nyusu ASI, hari pertama ditinggal mama Adna nangis keras sekali kata Pakde Ismoyo Adna nangisnya langsung gigi 5 (istilah otomotif). Sampai tetangga-tetannga disana heran-heran kok ada bayi nangis keras sekali?. Oalaa...ternyata anak yang mau nyusu mama. Tapi lama kelamaan Adna mau nyusu botol. Dan jika mama pulang Adna tidak ada kompromi lagi langsung nagih ASI. Di rumah Mbak Dwi ada Izan dan Rifki yang selalu menghibur Adna, bahkan lama-lama Adna suka sekali main sama mas-mas ini yang bertubuh jauh lebih bongsor.

Setelah hampir 4 bulan di jaga Bude Dwi, untungnya Adna dapet tempat di Kinderkrippe Sonenkaefer yang letaknya satu kompleks dengan kampus mama. Alhamdulillah, karena dengan demikian bisa menghemat waktu di jalan. Jika harus dititipkan ke rumah bude Dwi maka mama harus menghabiskan waktu 4 jam pulang pergi dalam sehari. Sedangkan jika dititipkan di kinderkrippe hanya butuh waktu 2 jam bolak balik. Dan tentu saja perjalanan ke kampus harus berjuang di antara desak desakan manusia yang semuanya ingin pergi ke tempat kerja atau sekolah masing-masing. Belum lagi bus kampus yang terkenal 'full pressed body' kadangkala membawa badan sendiri aja sudah kepayahan sedangkan mama harus membawa kinderwagen. Untung saja di waktu pagi yang dingin Adna masih meneruskan tidurnya di kinderwagen sehingga tidak harus menyaksikan upacara rutin berdesakan seperti itu.

Anyway, sekali lagi mama ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada Ayah, Adna, keluarga Ismoyo, dan pihak-pihak lain yang mungkin tidak bisa disebut satu persatu yang secara langsung berperan terhadap kelancaran studi ini. Dan tak lupa juga terimakasih kepada keluarga besar di Indonesia mamak+bapak, ibu+bapak, Mbak Arnie, Mbak Uut, Mbak Wien, Mas Agus, Mas Dede, Siti, Ninuk dan Prio.


Joy and Sorrow chapter VIII


Then a woman said, "Speak to us of Joy and Sorrow."
And he answered:
Your joy is your sorrow unmasked.
And the selfsame well from which your laughter rises was oftentimes filled with your tears.
And how else can it be?
The deeper that sorrow carves into your being, the more joy you can contain.
Is not the cup that hold your wine the very cup that was burned in the potter's oven?
And is not the lute that soothes your spirit, the very wood that was hollowed with knives?
When you are joyous, look deep into your heart and you shall find it is only that which has given you sorrow that is giving you joy.
When you are sorrowful look again in your heart, and you shall see that in truth you are weeping for that which has been your delight.
Some of you say, "Joy is greater than sorrow," and others say, "Nay, sorrow is the greater."
But I say unto you, they are inseparable.
Together they come, and when one sits alone with you at your board, remember that the other is asleep upon your bed.
Verily you are suspended like scales between your sorrow and your joy.
Only when you are empty are you at standstill and balanced.
When the treasure-keeper lifts you to weigh his gold and his silver, needs must your joy or your sorrow rise or fall.


Khalil Gibran

Sunday, November 06, 2005

Lebaran

Tak terasa ini adalah lebaran yang ke-5 kali semenjak tinggal di Muenchen. Meski sedih juga rasanya tidak bisa bersilaturahmi dengan orang tua, kakak-kakak, maupun saudara di tanah air namun suasana lebaran tiap tahun senantiasa semarak. Dulu pertama kali kami disini sholat ied-nya selalu di masjid besar. Meski masjid besar ini termasuk jauh apalagi di musim dingin dan mesti berangkat pagi-pagi tetap membuat kami semangat untuk pergi ke acara sholat tahunan ini.

di masjid besar tersebut biasanya berkumpul umat muslim dari segala bangsa. Dari saudara-saudara yang berasal dari Arab, Turki, India, Pakistan, Afrika, Mesir, pokoknya campur aduk. Orang Indonesia masih sangat sedikit dibanding yang lain. Biasanya sehabis sholat mama masak hidangan khas lebaran seperti rendang atau opor, sambal goreng ati dan lontong. Biasanya kita mengundang sahabat-sahabat untuk datang merayakan lebaran di rumah.

SEtiap tahun acara lebaran berganti, mulai tahun ke-2 di Muenchen lebaran mulai dipikirkan untuk dirayakan sendiri oleh orang-orang Indonesia atau keluarga jerman-Indonesia. KArena jika harus pergi ke masjid besar, selain banyak dari kami tidak mengerti isi ceramah yang disampaikan dalam bahasa Arab dan Jerman juga jamaah yang terlalu banyak dibandingkan ruangan yang tersedia. Apalagi bagian untuk ibu-ibu selalu penuh sesak karena dipadati anak-anak yang masih balita dan tak jarang saat sholat selalu menangis bersahut-sahutan. Sehingga setiap tahun selalu dibentuk panitya yang mengurusi sholat ied dan tentu acara hiburan.

Gedung yang pertamakali kami tempati yaitu IG Feuer Wache. Gedungnya besar dan ada panggung

Monday, October 10, 2005

Hari-hari di Kindergarten dan Oktoberfest

Tak terasa sudah 2 bulan lebih Adna di Kindergarten. Adna sudah punya beberapa teman dekat. Namun rata-rata teman dekatnya itu adalah anak-anak perempuan yang lebih besar. Mungkin karena memang sifat mereka yang nge-mong. Bahkan begitu Adna datang mereka sudah menuggu tak sabar untuk segera mengajak adna bermain.

Untungnya mama juga dekat dengan mereka. Dulu ketika masa-masa menunggui Adna memang mama selalu ngobrol dengan mereka. Anak-anak itu selalu melapor saat mama menjemput di sore hari. Ada yang bilang, tadi Adna dan saya tidur bersama lho, atau Adna tidurnya lama padahal ia sudah menunggu-nunggu untuk mengajaknya kembali bermain.

Kata Bu guru Eva, Adna seperti princessin di sekolah. Dia gak perlu bergerak tinggal duduk, angkat kaki bergantian kiri dan kanan lalu ada yang memasangkan sepatunya. Lalu berdiri dan tangannya diluruskan maka sudah ada yang memakaikan jaketnya. hehhehe..Adna..Adna...

Dari semua anak perempuan besar itu Adna banyak belajar. Antara lain dia sudah bisa mewarnai gambar jauh lebih bagus daripada sebelumnya. Adna juga sudah sangat trampil bergelantungan bahkan dengan kaki membelit di batang besi dan kepala dibawah, mirip seperti kalelawar. Ada juga yang mengajak Adna ke pojok tempat schminken (dandan-dandanan) kebetulan Adna memang suka banget, jadilah dia di rumah minta schminken juga. Waduh terpaksa mama tidak penuhi.

Hari ini adalah jadwal Olah Raga. Adna siap dengan buntelannya yang berisi T-Shirt, celana legging, sepatu turnen. Sementara itu di siang hari juga ada berenang. Untuk berenang, juga perlatan seperti baju renang, handuk, lotion, sabun, dan sisir di taruh di buntelan.

Oktober Fest

Konon dahulu ketika Raja Ludwig 1 hendak menikah dengan seorang wanita yang bukan berasal dari Bayern mengupayakan sesuatu hal agar si wanita itu kerasan tinggal di muenchen. Akhirnya untuk menghibur sang calon permaisuri, ia mengadakan suatu ajang minum bir yang merupakan kebiasaan orang Bayern di suatu padang bernama Theresia. Ternyata usahanya berhasil. Sang permaisuri senang dan berkesan sekali. Malah ia minta agar tiap tahun diadakan juga. Tradisi ini akhirnya terus dilestarikan hingga sekarang. dan padang itu diberi nama Theresientwiese.

Hingga hari ini oktober fest memang selalu dipadati orang-orang Bayern dengan memakai pakaian khas mereka. Yang putri memakai Drindl sedangkan yang pria Lederhose. Salah seorang kenalan yang juga orang Bayern asli bilang bahwa Drindl yang benar adalah panjang hingga mata kaki dan dilapisi rok berenda yang menyembul di bawah. Kepala juga selalu ditutupi topi. Dengan sepatu hitam tanpa hak tinggi. Namun dengan berkembangnya mode dan era keter'buka'-an, maka Drindl dimodifikasi jadi lebih pendek bahkan tak jarang mini sekali. Apalagi untuk sepatu banyak juga yang sudah memakai boot, hak tinggi, bahkan sepatu kets.

Kami berkunjung ke sana, saat keluarga Bintari-Joni dari Lorrach datang. Sayangnya waktu itu sudah agak gelap ditambah hujan, sehingga tak sempat muter-muter. Namun Oktoberfest juga tak beda dengan pasar malam biasa yang diramaikan dengan permainan komedi putar dan Arena-arena permainan yang mengguncang perut.

Adna dan Widi juga tak mau ketinggalan untuk menikmati permainan-permainan itu.

Hari-hari di Kindergarten dan Oktoberfest

Tak terasa sudah 2 bulan lebih Adna di Kindergarten. Adna sudah punya beberapa teman dekat. Namun rata-rata teman dekatnya itu adalah anak-anak perempuan yang lebih besar. Mungkin karena memang sifat mereka yang nge-mong. Bahkan begitu Adna datang mereka sudah menuggu tak sabar untuk segera mengajak adna bermain.

Untungnya mama juga dekat dengan mereka. Dulu ketika masa-masa menunggui Adna memang mama selalu ngobrol dengan mereka. Anak-anak itu selalu melapor saat mama menjemput di sore hari. Ada yang bilang, tadi Adna dan saya tidur bersama lho, atau Adna tidurnya lama padahal ia sudah menunggu-nunggu untuk mengajaknya kembali bermain.

Kata Bu guru Eva, Adna seperti princessin di sekolah. Dia gak perlu bergerak tinggal duduk, angkat kaki bergantian kiri dan kanan lalu ada yang memasangkan sepatunya. Lalu berdiri dan tangannya diluruskan maka sudah ada yang memakaikan jaketnya. hehhehe..Adna..Adna...

Dari semua anak perempuan besar itu Adna banyak belajar. Antara lain dia sudah bisa mewarnai gambar jauh lebih bagus daripada sebelumnya. Adna juga sudah sangat trampil bergelantungan bahkan dengan kaki membelit di batang besi dan kepala dibawah, mirip seperti kalelawar. Ada juga yang mengajak Adna ke pojok tempat schminken (dandan-dandanan) kebetulan Adna memang suka banget, jadilah dia di rumah minta schminken juga. Waduh terpaksa mama tidak penuhi.

Hari ini adalah jadwal Olah Raga. Adna siap dengan buntelannya yang berisi T-Shirt, celana legging, sepatu turnen. Sementara itu di siang hari juga ada berenang. Untuk berenang, juga perlatan seperti baju renang, handuk, lotion, sabun, dan sisir di taruh di buntelan.

Oktober Fest

Konon dahulu ketika Raja Ludwig 1 hendak menikah dengan seorang wanita yang bukan berasal dari Bayern mengupayakan sesuatu hal agar si wanita itu kerasan tinggal di muenchen. Akhirnya untuk menghibur sang calon permaisuri, ia mengadakan suatu ajang minum bir yang merupakan kebiasaan orang Bayern di suatu padang bernama Theresia. Ternyata usahanya berhasil. Sang permaisuri senang dan berkesan sekali. Malah ia minta agar tiap tahun diadakan juga. Tradisi ini akhirnya terus dilestarikan hingga sekarang. dan padang itu diberi nama Theresientwiese.

Hingga hari ini oktober fest memang selalu dipadati orang-orang Bayern dengan memakai pakaian khas mereka. Yang putri memakai Drindl sedangkan yang pria Lederhose. Salah seorang kenalan yang juga orang Bayern asli bilang bahwa Drindl yang benar adalah panjang hingga mata kaki dan dilapisi rok berenda yang menyembul di bawah. Kepala juga selalu ditutupi topi. Dengan sepatu hitam tanpa hak tinggi. Namun dengan berkembangnya mode dan era keter'buka'-an, maka Drindl dimodifikasi jadi lebih pendek bahkan tak jarang mini sekali. Apalagi untuk sepatu banyak juga yang sudah memakai boot, hak tinggi, bahkan sepatu kets.

Kami berkunjung ke sana, saat keluarga Bintari-Joni dari Lorrach datang. Sayangnya waktu itu sudah agak gelap ditambah hujan, sehingga tak sempat muter-muter. Namun Oktoberfest juga tak beda dengan pasar malam biasa yang diramaikan dengan permainan komedi putar dan Arena-arena permainan yang mengguncang perut.

Adna dan Widi juga tak mau ketinggalan untuk menikmati permainan-permainan itu.

Friday, October 07, 2005

Selamat Datang ya Ramadhan.....

Kami sekeluarga ingin mengucapkan


SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA
SEMOGA DAPAT MENJALANKAN SEMUA IBADAH DENGAN KHUSYUK DAN PENUH DENGAN KEIKHLASAN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Selamat Datang ya Ramadhan.....

Kami sekeluarga ingin mengucapkan


SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA
SEMOGA DAPAT MENJALANKAN SEMUA IBADAH DENGAN KHUSYUK DAN PENUH DENGAN KEIKHLASAN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Sunday, September 11, 2005

Charlie und Schokoladen Fabrik

Hari Sabtu kemaren kami sekeluarga pergi nonton bioskop. Kali ini kami memilih menonton film Charlie und Schokoladen Fabrik ( Charlie and Chocolate Factory) di mathaeser. Ada family paket dimana orang tua juga cuma membayar 5 euro saja (normal 7 euro).

Image hosted by Photobucket.com

Tema film ini sengaja dipilih karena Adna kebetulan memang tergila-gila dengan segala macam permen dan coklat. Meski demikian Adna rajin sikat gigi loh. Adna hampir tidak pernah menolak kalau disuruh sikat gigi. Bahkan dia tanpa disuruh juga mau sikat gigi sendiri bahkan pernah lebih dari 3 kali sehari. Sebab adna berpikir kalau giginya rusak, nanti Adna sendiri yang rugi dong kan jadi gak bisa makan permen lagi.

Adna yang sudah tidak sabar lagi nonton duduk dengan manisnya. Tapi ketika lampu digelapin semua Adna minta dipangku bahkan sampai film selesai. Yah si Adna....

Film yang didasarkan dari dongeng karya Roald Dahl ini memang sungguh menghibur dan memanjakan fantasi anak-anak. Kabarnya pihak Warner Bross mesti mengeluarkan 779 liter coklat untuk membuat sungai coklat dan ribuan lolipop untuk membuat pohon-pohon candy.

Diawali dengan setting musim dingin dan hujan salju yang deras mengguyur sebuah kota yang di suatu sudutnya tampak pabrik dengan cerobong-cerobong asapnya. Namun tak kalah menariknya ada sebuah rumah kecil yang sangat reot namun di dalamnya penuh dengan kebahagiaan. Disitulah charlie hidup dengan kedua orang tua dan keempat kakek neneknya. Meski kehidupan pas-pasan bahkan cenderung kekurangan namun orang tua Cahrlie tetap setia merawat kakek-kakek dan nenek-neneknya yang tiduran saja di ranjang kecil.

Willy Wonka pemilik pabrik coklat yang terkenal kelezatan dan ketahanannya meski tidak ditaruh di lemari pendingin berniat mengundang anak-anak beserta orangtuanya mengunjungi pabriknya. Cara mengundangnya cukup unik yaitu dengan menaruh 5 lembar tiket emas diantara ribuan coklat yang diproduksinya. Coklatnya yang dijual ke berbagai negara itu jelas-jelas menjadi kegemparan tersendiri bagi para pecinta coklat yang ingin sekali pergi dan melihat langsung pabrik coklat Wonka.

Cerita terus bergulir dan pada akhirnya meski penuh perjuangan yang mengharukan, Charlie mendapatkan tiket emas itu. Impian Charlie terwujud untuk menyaksikan sendiri pabrik coklat itu ditemani dengan sang Kakek yang pernah bekerja di pabrik itu dulu.

Untuk para orang tua jangan dulu-dulu mengeryitkan dahi karena memang awalnya seolah-olah film ini malah mengajarkan anak-anak untuk mencintai gula-gula. Namun diakhir-akhir ada pesan tertentu. Seperti misalnya ternyata Willi Wonka itu memiliki gigi yang luar biasa perfekt. Ini salah satunya berkat kedisiplinan ayahnya yang dokter gigi. Namun justru Willy berseteru dengan sang ayah.

Untuk jelasnya ada bagusnya untuk menyaksikan sendiri. Dan masih banyak pula pesan-pesan yang mendidik....

Charlie und Schokoladen Fabrik

Hari Sabtu kemaren kami sekeluarga pergi nonton bioskop. Kali ini kami memilih menonton film Charlie und Schokoladen Fabrik ( Charlie and Chocolate Factory) di mathaeser. Ada family paket dimana orang tua juga cuma membayar 5 euro saja (normal 7 euro).

Image hosted by Photobucket.com

Tema film ini sengaja dipilih karena Adna kebetulan memang tergila-gila dengan segala macam permen dan coklat. Meski demikian Adna rajin sikat gigi loh. Adna hampir tidak pernah menolak kalau disuruh sikat gigi. Bahkan dia tanpa disuruh juga mau sikat gigi sendiri bahkan pernah lebih dari 3 kali sehari. Sebab adna berpikir kalau giginya rusak, nanti Adna sendiri yang rugi dong kan jadi gak bisa makan permen lagi.

Adna yang sudah tidak sabar lagi nonton duduk dengan manisnya. Tapi ketika lampu digelapin semua Adna minta dipangku bahkan sampai film selesai. Yah si Adna....

Film yang didasarkan dari dongeng karya Roald Dahl ini memang sungguh menghibur dan memanjakan fantasi anak-anak. Kabarnya pihak Warner Bross mesti mengeluarkan 779 liter coklat untuk membuat sungai coklat dan ribuan lolipop untuk membuat pohon-pohon candy.

Diawali dengan setting musim dingin dan hujan salju yang deras mengguyur sebuah kota yang di suatu sudutnya tampak pabrik dengan cerobong-cerobong asapnya. Namun tak kalah menariknya ada sebuah rumah kecil yang sangat reot namun di dalamnya penuh dengan kebahagiaan. Disitulah charlie hidup dengan kedua orang tua dan keempat kakek neneknya. Meski kehidupan pas-pasan bahkan cenderung kekurangan namun orang tua Cahrlie tetap setia merawat kakek-kakek dan nenek-neneknya yang tiduran saja di ranjang kecil.

Willy Wonka pemilik pabrik coklat yang terkenal kelezatan dan ketahanannya meski tidak ditaruh di lemari pendingin berniat mengundang anak-anak beserta orangtuanya mengunjungi pabriknya. Cara mengundangnya cukup unik yaitu dengan menaruh 5 lembar tiket emas diantara ribuan coklat yang diproduksinya. Coklatnya yang dijual ke berbagai negara itu jelas-jelas menjadi kegemparan tersendiri bagi para pecinta coklat yang ingin sekali pergi dan melihat langsung pabrik coklat Wonka.

Cerita terus bergulir dan pada akhirnya meski penuh perjuangan yang mengharukan, Charlie mendapatkan tiket emas itu. Impian Charlie terwujud untuk menyaksikan sendiri pabrik coklat itu ditemani dengan sang Kakek yang pernah bekerja di pabrik itu dulu.

Untuk para orang tua jangan dulu-dulu mengeryitkan dahi karena memang awalnya seolah-olah film ini malah mengajarkan anak-anak untuk mencintai gula-gula. Namun diakhir-akhir ada pesan tertentu. Seperti misalnya ternyata Willi Wonka itu memiliki gigi yang luar biasa perfekt. Ini salah satunya berkat kedisiplinan ayahnya yang dokter gigi. Namun justru Willy berseteru dengan sang ayah.

Untuk jelasnya ada bagusnya untuk menyaksikan sendiri. Dan masih banyak pula pesan-pesan yang mendidik....

Adna pergi ke dokter lagi

Dua Hari setelah Adna mengkonsumsi antibiotik Isocylin dari dokter jaga di RS.Harlaching ternyata tetap tak membuat panas badannya turun. Termometer masih tetap menunjukkan angka 39,7 derajat. Meski tidak memperlihatkan kecenderungan naikknya temperatur, Mama memberikan paracetamol lagi. Panas badan mulai turun namun masih 37,8 derajat.

Hari selasa kembali mama membawa Adna ke dokter anak langganan. Adna kembali diperiksa dan bahkan ada pemeriksaan urin juga. Untungnya dari pemeriksaan urin tidak ditemukan hal-hal yang mengkhawatirkan. Pak Dokter Engel memberikan Adna obat yang lain. Yaitu Belladonna dicampur dengan yang lain (mama gak gitu melihat jelas) yang merupakan obat-obat Homoöpathie. Adna kebetulan suka sekali karena bentuknya seperti permen dan rasanya juga tidak pahit. Ini salah satu obat andalan penurun panas jika paracetamol biasa tidak mempan. Dari dokter Engel juga menyarankan untuk menghentikan antibiotik sebelum sepuluh
hari melainkan hanya 6 hari saja.

Alhamdulillah memang panas badannya turun dan suhu tubuh kembali normal. Adna nampak sehat meski sekarang suara Adna masih kelihatan sedikit serak. Untuk itu Adna juga menyampaikan terimakasih pada Tante-tante yang sudah mendoakan kesembuhan Adna.

Saturday, September 03, 2005

Hals entzundung

Kamis malam mama menjadi terkejut sekali ketika mendapati tangan Adna panas sekali. Lalu kening Adna juga demikian. Paginya mama memberikan paracetamol 250 mg berbentuk kapsul yang dimasukkan lewat anus. Kondisi Adna berangsur-angsur pulih. Demamnya turun dan ia sudah mulai aktif bermain lagi. Namun menjelang sore hari kembali suhu tubuh meninggi. Berkisar antara 39-40 derajat. Wah..wah...segera mama mengambil paracetamol lagi. Namun paracetamol kedua ini sama sekali tidak mempan.

Dari sini mama berkesimpulan bahwa demamnya Adna adalah bukan demam seperti biasanya. Paracetamol dihentikan sementara dan harus segera dibawa ke dokter Sabtunya. Sabtu pagi Adna nampak berangsur-angsur pulih meski tanpa paracetamol. Adna masih mau makan dan tidak mengeluh tenggorokannya sakit. Bahkan masih mau menelpon eyangnya di Jakarta dengan suara riang. Ya sudah diurungkan saja pergi ke dokter. Namun menjelang tengah hari Adna kelihatan lemas lagi dan suhu tubuh kembali meninggi. Tanpa pikir panjang lagi kami bawa ke dokter darurat di Klinik anak RS Harlaching tempat Adna dilahirkan dulu.

Setelah diperiksa dokter bilang Adna kena Hals entzundung atau radang tenggorokan. Namun jika melihat Adna yang tidak mengeluh sakit jika menelan makanan kami berharap semoga sakitnya tergolong masih belum terlalu parah. Adna diberikan antibiotik berbentuk sirup yang harus diminum 3X2,5 ml dalam sehari selama rentang waktu 10 hari.

Adna untungnya tidak rewel, namun penginnya selalu dekat sama mama. Adna selalu meletakkan kepalanya di pangkuan mama. atau paling tidak tangannya harus menyentuh badan mama. Supaya Adna gak bosen maka mama meletakkan kasur di depan TV agar Adna sewaktu-waktu bisa nonton acara hiburan anak-anak.

Sementara ini Adna mungkin belum masuk sekolah sampai beberapa hari dulu. Adna padahal lagi seneng banget di sekolah. Karena saat makan siang selalu ada es krim atau es biasa. Belum lagi kalau main di luar selalu disediakan cemilan maupun buah. Adna juga sedikit-demi sedikit sudah bisa main sama temen-temennya itu.

Hals entzundung

Kamis malam mama menjadi terkejut sekali ketika mendapati tangan Adna panas sekali. Lalu kening Adna juga demikian. Paginya mama memberikan paracetamol 250 mg berbentuk kapsul yang dimasukkan lewat anus. Kondisi Adna berangsur-angsur pulih. Demamnya turun dan ia sudah mulai aktif bermain lagi. Namun menjelang sore hari kembali suhu tubuh meninggi. Berkisar antara 39-40 derajat. Wah..wah...segera mama mengambil paracetamol lagi. Namun paracetamol kedua ini sama sekali tidak mempan.

Dari sini mama berkesimpulan bahwa demamnya Adna adalah bukan demam seperti biasanya. Paracetamol dihentikan sementara dan harus segera dibawa ke dokter Sabtunya. Sabtu pagi Adna nampak berangsur-angsur pulih meski tanpa paracetamol. Adna masih mau makan dan tidak mengeluh tenggorokannya sakit. Bahkan masih mau menelpon eyangnya di Jakarta dengan suara riang. Ya sudah diurungkan saja pergi ke dokter. Namun menjelang tengah hari Adna kelihatan lemas lagi dan suhu tubuh kembali meninggi. Tanpa pikir panjang lagi kami bawa ke dokter darurat di Klinik anak RS Harlaching tempat Adna dilahirkan dulu.

Setelah diperiksa dokter bilang Adna kena Hals entzundung atau radang tenggorokan. Namun jika melihat Adna yang tidak mengeluh sakit jika menelan makanan kami berharap semoga sakitnya tergolong masih belum terlalu parah. Adna diberikan antibiotik berbentuk sirup yang harus diminum 3X2,5 ml dalam sehari selama rentang waktu 10 hari.

Adna untungnya tidak rewel, namun penginnya selalu dekat sama mama. Adna selalu meletakkan kepalanya di pangkuan mama. atau paling tidak tangannya harus menyentuh badan mama. Supaya Adna gak bosen maka mama meletakkan kasur di depan TV agar Adna sewaktu-waktu bisa nonton acara hiburan anak-anak.

Sementara ini Adna mungkin belum masuk sekolah sampai beberapa hari dulu. Adna padahal lagi seneng banget di sekolah. Karena saat makan siang selalu ada es krim atau es biasa. Belum lagi kalau main di luar selalu disediakan cemilan maupun buah. Adna juga sedikit-demi sedikit sudah bisa main sama temen-temennya itu.

Tuesday, August 30, 2005

Masih tentang Kindergarten

Ini hari kedua Adna di Kiga. Adna masuk ke Kiga yang milik stadt alias TK negeri. Disini dibagi menjadi 3 grup yang masing-masing berjumlah 25 anak. Anak-anaknya berkisar antar umur 3-6 tahun. Namun sebagian besar anak yang berumur enam tahun sudah memulai sekolah dasarnya. Adna masuk sekolah jam 8 pagi namun masih dikasih kesempatan datang sampai jam 9 dan pulang jam 5 sore. Mama memasukkan Adna ke sekolah yang fullday karena mama masih harus ke kampus. Namun disana sudah ada kamar tidur untuk anak-anak yang mau tidur. Ternyata tidak semua anak suka tidur siang terutama yang sudah besar.

Mama kembali ikut ke Kiga. Duduk disamping Adna dan ikut bermain-main dengan Adna maupun anak-anak yang lain. Sebetulnya mama senang saja tinggal disana. Apalagi udara cerah dan bisa menemani Adna sepuas-puasnya bermain. Belum lagi anak-anak itu lucu-lucu dan bicaranya lancar. Mama senang sekali mengobrol dengan mereka. Mereka berasal dari beragam bangsa. Biasanya kalau mama tanya kamu asalnya dari mana, mereka bingung jawabnya. Tapi kalau ditanya bahasa apa yang kamu pake di rumah, baru mereka bisa jawab. Untuk kali ini memang hanya Adna yang baru jadi hanya Adna yang ditunggu mamanya.

Kindergarten disini memang jauh berbeda dengan TK mama dulu atau TK keponakan mama dimana mama sempat nungguin mereka waktu kecil. Disini TK adalah benar-benar berarti bermain. Begitu datang anak-anak sudah bermain. Ibu guru tak terdengar sedikitpun memberikan instruksi ayo berbaris yang rapi yah sebelum masuk. Atau yuk bernyanyi dulu sebelum mulai aktivitas. Anak-anak langsung saja mengambil mainan yang mereka suka. Padahal banyak jenis-jenis permainan yang mesti dibaca dulu aturan-aturannya. Ibu guru tidak turun tangan juga untuk membantu bagaimana memainkannya kecuali jika sang anak bertanya. Namun anak-anak yang lebih besar biasanya secara otomatis mengajarkan bagaimana seharusnya. Adna yang berbadan kecil sering jadi sasaran bermain anak-anak yang lebih besar untuk sekedar menggendong-gendong Adna. Mereka berebutan pengin gendong Adna. Jadilah Adna seperti boneka hidup. Namun sampai tadi waktu mama tinggalin Adna masih belum bersuara. Kalaupun ngomong juga masih berbahasa Indonesia. Anak-anak yang lain sampai bertanya-tanya kenapa Adna kok diam saja. Namun agaknya Adna sudah mau bermain-main dengan anak lain. Adna membonceng sepeda yang mereka kayuh.

Sampai sekitar jam 10-an baru mereka ditawarkan bermain di taman. Semua permainan sudah siap sedia. Dari permainan pasir, sepeda, dll. Siang hari jam 11.45 anak-anak makan siang. Di sekolah Adna kebetulan tidak memasak babi dan juru masaknya seorang muslimah dari Turki. Sayangnya beliau masih cuti sampai tanggal 12 september jadi belum bisa ngobrol tentang perdagingan yang lain. Anak-anak juga bebas mau milih makan apa. Biasanya pihak sekolah menyajikan makanan karbohidrat berupa nasi atau kentang, sayur-sayuran dan juga sup kental ayam atau daging sapi.

Oiya menariknya ada 2 orang guru disana yang bisa berbahasa Indonesia. Yang satu malah sangat lancar sekali bicaranya karena suaminya memang berasal dari Surabaya. Karena TK Adna beragam budaya mereka tidak aneh lagi dengan budaya atau kepercayaan. Menurut seorang guru Adna mereka juga memasukkan jadwal Ramadan di kalendernya dan dibikinkan suatu acara. Setiap tahun rutin juga anak-anak diajak ke Masjid dan dibiarkan mereka berdialog langsung dengan Imam Masjid. Biasanya pertanyaan favorit anak-anak adalah masalah kerudung. Mengapa ada yang pake ada yang tidak, dan seterusnya.

Monday, August 29, 2005

Weekend dan Hari pertama Adna ke Kindergarten

Minggu-minggu menjelang aktif kembali justru diwarnai dengan keceriaan. Awal-awal liburan Mama dan Adna merasa begitu kesepian. Apalagi karena ayah tak mengambil cuti liburan hingga waktu-waktu libur hanya dihabiskan untuk di rumah. Untung saja pekerjaan rumah yang menggunung sehabis pindahan bisa membuat liburan menjadi lebih produktif.

Tamu-tamu

Diawali dengan kedatangan keluarga Om Edi dan Tante Eva dari Düsseldorf 2 minggu lalu. Adna senang sekali bermain-main dengan kakak-kakak yang sudah besar-besar itu. Kak Alija (9 th), Kak Melati (8 th) dan Kak Rasyid (6th). Namun karena Kak Alija dan Kak Rasyid laki-laki jadi Adna gak bisa ngajak main dapur-dapuran. Paling-paling Adna yang tadinya malu-malu lama-lama gatel juga pengin ngejailin kakak-kakak itu. Sesekali Adna mencolek-colek mereka lalu pura-pura gak tahu. Dan biasanya diakhiri dengan kejar-kejaran. Dengan Kak Melati main putri-putrian loh. Mereka berdua pake krone. Sayangnya waktu itu kamera lagi dipinjem, jadi mama gak sempat mengabadikannya.

Minggu ini bahkan menjadi sangat ceria ketika ada dua keluarga sekaligus mengunjungi kami. Masing-masing keluarga Om Ismail dan Tante Agnes dari Groningen, Belanda juga keluarga Om Didin dan Tante Dewi dari Heidelberg. Adna senang sekali apalagi banyak perempuannya, antara lain Kak Nur Atqiya (Ia, 4th) putri dari Om Didin dan Kak Lala (6th) putri dari Om Ismail. Wah ramai deh bisa diajak main dapur-dapuran sama Adna. Tapi Malik (3,5 th) putra dari Om Ismail juga turut gabung bermain dengan grup Mädchen ini. Nah ada lagi peserta paling kecilnya Adik Abdillah (10bl) putra dari Om Didin yang aktif kesana kemari dan bikin gemes semua anak-anak..

Lucunya grup Mädchen plus Malik saking senangnya berkenalan minta sama para orangtua untuk tidur sendiri di kamar Adna. Pokoknya mereka ingin tidur kali ini tidak usah ditemani mamanya. Rasanya sudah cukup nyaman kok tidur dengan teman. Wah-wah mama tadinya surprise banget nih. Dan apa salahnya dicoba. Adna kan sebelumnya anti banget deh tidur sendiri. Jangankan beda kamar beda tempat tidur aja Adna ogah. Oke setelah dibacakan buku oleh Tante Agnes anak-anak mulai tidur. Wah tapi yang langsung bisa tidur cuma Kak Lala dan Kak Ia. Malik dan Adna penginnya dikeloni dulu. Setelah beberapa saat keduanya mulai tertidur. Hmmm..mama senyum-senyum nih menantikan apa yg akan terjadi nanti malam.

Untungnya Mama yang biasanya jam 10 sudah gak bisa lagi melek, hari itu bisa begadang hingga jam 2 malam, ngobrol-ngobrol dengan para tamu. Kebetulan Om Ismail dan Om Didin dulunya sobat ayah waktu masih aktif di Masjid Salman ITB. Dan kebetulan mama juga masih mengingat mereka sebagai senior dulu. Tak lama sekitar jam 1.30 ada jeritan dari kamar Adna. Wah...wah rupanya Adna sudah nangis dalam posisi tertelungkup. Malik juga ikut-ikutan nangis. Wah kali ini gagal deh Adna tidur tanpa mama. Karena takut menggangggu yg lain Adna segera dievakuasi ke kamar mama dan tidur lagi sampai pagi dengan mama.

Perayaan 17 Agustus

Hari Minggu sempat diwarnai juga dengan keceriaan yang lain yaitu perayaan 17 Agustus di Westpark. Diawali dengan upacara bendera yang sempat membuat mama malu karena di lapangan luas itu ditancapkan bendera merah putih serta kita semua menyanyikan lagu Indonesia Raya. Belum lagi Inspektur Upacaranya yaitu bapak Konjen memberikan ceramah yang cukup lama sekitar 30 menit lebih, maka jadilah kita tontonan gratis orang lewat. Bahkan ada beberapa yang jadi berhenti dan memperhatikan kita dengan seksama.

Selain dengan keluarga om Didin dan om Ismail, di Westpark juga sudah ada Masha dan Ra, Zubia, dan Nadin. Tentu saja Tante Ninuk dan Om Prio juga tidak ketinggalan.

Kali ini yang aktif ikut lomba malah mama. Adna malah asyik main sendiri dengan Masha. Mama ikutan lomba balap karung, tarik tambang, memasukkan pensil ke dalam botol dan bersama ayah menjadi team membawa kelereng. Hasilnya memang hanya hiburan alias tidak ada yang menang satupun. Tapi memang semuanya menyenangkan. Cuacanya yang bagus, makanan yang dijual juga enak-enak dan taman hijaunya menyejukkan mata.





Hari Pertama ke Kindergarten

Hari ini Adna mulai sekolah di Kindergarten. Adna menyebutnya rumah merah karena memang catnya berwarna merah. Sementara ini baru setengah hari dan ditemani oleh mama. Adna masih malu-malu untuk berinteraksi dengan anak-anak lain yang badannya sungguh besar-besar. Namun sistem di Kindergarten memang jauh berbeda dengan masa di Kinderkrippe dulu yang serba teratur. Di sini anak-anak cenderung bebas. Seperti acara makan pagi, anak-anak dibiarkan kapan saja membuka bekalnya dan makan sendiri-sendiri. Bahkan ada anak yang sebetulnya sudah waktunya main ke taman masih membawa rotinya ke taman. Juga tidak ada lagi upacara membasuh makan bersama-sama sebelum dan seudah makan. Adnaa harus mengerjakannya sendiri.

Main-mainannya juga rata-rata berukuran besar. Sepeda-sepeda atau otopad semuanya tidak ada yang bisa dikayuh Adna. Juga kalau mau gelantung-gelantung besi-besinya kok tinggi-tinggi. Tapi permainan indoornya banyak kok yang menarik. Oke deh besok masih dicoba lagi nih ke kindergarten. Doain yah Adna senang dan banyak mendapat teman yang baik.

Weekend dan Hari pertama Adna ke Kindergarten

Minggu-minggu menjelang aktif kembali justru diwarnai dengan keceriaan. Awal-awal liburan Mama dan Adna merasa begitu kesepian. Apalagi karena ayah tak mengambil cuti liburan hingga waktu-waktu libur hanya dihabiskan untuk di rumah. Untung saja pekerjaan rumah yang menggunung sehabis pindahan bisa membuat liburan menjadi lebih produktif.

Tamu-tamu

Diawali dengan kedatangan keluarga Om Edi dan Tante Eva dari Düsseldorf 2 minggu lalu. Adna senang sekali bermain-main dengan kakak-kakak yang sudah besar-besar itu. Kak Alija (9 th), Kak Melati (8 th) dan Kak Rasyid (6th). Namun karena Kak Alija dan Kak Rasyid laki-laki jadi Adna gak bisa ngajak main dapur-dapuran. Paling-paling Adna yang tadinya malu-malu lama-lama gatel juga pengin ngejailin kakak-kakak itu. Sesekali Adna mencolek-colek mereka lalu pura-pura gak tahu. Dan biasanya diakhiri dengan kejar-kejaran. Dengan Kak Melati main putri-putrian loh. Mereka berdua pake krone. Sayangnya waktu itu kamera lagi dipinjem, jadi mama gak sempat mengabadikannya.

Minggu ini bahkan menjadi sangat ceria ketika ada dua keluarga sekaligus mengunjungi kami. Masing-masing keluarga Om Ismail dan Tante Agnes dari Groningen, Belanda juga keluarga Om Didin dan Tante Dewi dari Heidelberg. Adna senang sekali apalagi banyak perempuannya, antara lain Kak Nur Atqiya (Ia, 4th) putri dari Om Didin dan Kak Lala (6th) putri dari Om Ismail. Wah ramai deh bisa diajak main dapur-dapuran sama Adna. Tapi Malik (3,5 th) putra dari Om Ismail juga turut gabung bermain dengan grup Mädchen ini. Nah ada lagi peserta paling kecilnya Adik Abdillah (10bl) putra dari Om Didin yang aktif kesana kemari dan bikin gemes semua anak-anak..

Lucunya grup Mädchen plus Malik saking senangnya berkenalan minta sama para orangtua untuk tidur sendiri di kamar Adna. Pokoknya mereka ingin tidur kali ini tidak usah ditemani mamanya. Rasanya sudah cukup nyaman kok tidur dengan teman. Wah-wah mama tadinya surprise banget nih. Dan apa salahnya dicoba. Adna kan sebelumnya anti banget deh tidur sendiri. Jangankan beda kamar beda tempat tidur aja Adna ogah. Oke setelah dibacakan buku oleh Tante Agnes anak-anak mulai tidur. Wah tapi yang langsung bisa tidur cuma Kak Lala dan Kak Ia. Malik dan Adna penginnya dikeloni dulu. Setelah beberapa saat keduanya mulai tertidur. Hmmm..mama senyum-senyum nih menantikan apa yg akan terjadi nanti malam.

Untungnya Mama yang biasanya jam 10 sudah gak bisa lagi melek, hari itu bisa begadang hingga jam 2 malam, ngobrol-ngobrol dengan para tamu. Kebetulan Om Ismail dan Om Didin dulunya sobat ayah waktu masih aktif di Masjid Salman ITB. Dan kebetulan mama juga masih mengingat mereka sebagai senior dulu. Tak lama sekitar jam 1.30 ada jeritan dari kamar Adna. Wah...wah rupanya Adna sudah nangis dalam posisi tertelungkup. Malik juga ikut-ikutan nangis. Wah kali ini gagal deh Adna tidur tanpa mama. Karena takut menggangggu yg lain Adna segera dievakuasi ke kamar mama dan tidur lagi sampai pagi dengan mama.

Perayaan 17 Agustus

Hari Minggu sempat diwarnai juga dengan keceriaan yang lain yaitu perayaan 17 Agustus di Westpark. Diawali dengan upacara bendera yang sempat membuat mama malu karena di lapangan luas itu ditancapkan bendera merah putih serta kita semua menyanyikan lagu Indonesia Raya. Belum lagi Inspektur Upacaranya yaitu bapak Konjen memberikan ceramah yang cukup lama sekitar 30 menit lebih, maka jadilah kita tontonan gratis orang lewat. Bahkan ada beberapa yang jadi berhenti dan memperhatikan kita dengan seksama.

Selain dengan keluarga om Didin dan om Ismail, di Westpark juga sudah ada Masha dan Ra, Zubia, dan Nadin. Tentu saja Tante Ninuk dan Om Prio juga tidak ketinggalan.

Kali ini yang aktif ikut lomba malah mama. Adna malah asyik main sendiri dengan Masha. Mama ikutan lomba balap karung, tarik tambang, memasukkan pensil ke dalam botol dan bersama ayah menjadi team membawa kelereng. Hasilnya memang hanya hiburan alias tidak ada yang menang satupun. Tapi memang semuanya menyenangkan. Cuacanya yang bagus, makanan yang dijual juga enak-enak dan taman hijaunya menyejukkan mata.





Hari Pertama ke Kindergarten

Hari ini Adna mulai sekolah di Kindergarten. Adna menyebutnya rumah merah karena memang catnya berwarna merah. Sementara ini baru setengah hari dan ditemani oleh mama. Adna masih malu-malu untuk berinteraksi dengan anak-anak lain yang badannya sungguh besar-besar. Namun sistem di Kindergarten memang jauh berbeda dengan masa di Kinderkrippe dulu yang serba teratur. Di sini anak-anak cenderung bebas. Seperti acara makan pagi, anak-anak dibiarkan kapan saja membuka bekalnya dan makan sendiri-sendiri. Bahkan ada anak yang sebetulnya sudah waktunya main ke taman masih membawa rotinya ke taman. Juga tidak ada lagi upacara membasuh makan bersama-sama sebelum dan seudah makan. Adnaa harus mengerjakannya sendiri.

Main-mainannya juga rata-rata berukuran besar. Sepeda-sepeda atau otopad semuanya tidak ada yang bisa dikayuh Adna. Juga kalau mau gelantung-gelantung besi-besinya kok tinggi-tinggi. Tapi permainan indoornya banyak kok yang menarik. Oke deh besok masih dicoba lagi nih ke kindergarten. Doain yah Adna senang dan banyak mendapat teman yang baik.

Thursday, August 25, 2005

Rumah baru

Aduh rasanya kangen banget setelah satu bulan lebih vakum dari per-blog-an. Ternyata pindahan itu memang tak semudah yang dibayangkan. Tadinya diperkirakan karena pindahannya cuma deket maka tak begitu repot. Kenyatannya hehheh sama saja kali yah jauh apa deket. Hampir sebulan akses internet kita vakum alasannya karena banyak antrian sehingga kita mesti sabar menunggu sambungan DSL. Kalau dial up kok jadi males banget.

ini dia apartemen baru kita di Schlierseestrasse 83, 81539 muenchen.
Image hosted Photobucket.com

Tumpukan karton-karton yang berjejer di dalam rumah letaknya pun tak beraturan. Sehingga pertamakali yang dilakukan adalah menggeser karton-karton itu ke tepi sekedar untuk lewat. Karena untuk langsung membereskan isinya tenaga ini sudah tak kuat lagi. Keesokannya kami mulai mencicil membangun rak buku kemudian lemari pakaian dan meja makan. Barulah satu persatu isi kardus dikeluarkan dan ditata kembali. Wah rasanya kepala mau pecah juga melihat barang-barang kecil-kecil tumpah ruah. Tak kehilangan akal,akhirnya mama mengambil kardus kosong dan mulailah barang-barang kecil yang mungkin memang sementara ini tak terpakai dimasukkan lagi dan ditaruh dulu di gudang. Begitu juga baju-baju yang belum dipakai sekarang masuk kardus dan diletakkan di rak gudang.Baju-baju lama juga disumbangkan ke kontainer tekstil.Maklum sekarang lemari pakaiannya tidak sebesar rumah dulu. Jadi pakaian yang masuk pun mesti antri. Untung mama libur juga jadi tiap hari ada saja kardus yang dibereskan. Lama-lama beres juga. Kamar utama sementara ini tak ada ranjangnya rasanya memang lebih luas dan lebih leluasa membuka pintu balkon. Berhubung peraturan di apartemen ini tidak mengijinkan kinderwagen diparkir di gang atau di depan pintu maka para tamu yang membawa kinderwagen dengan sangat menyesal harus rela menggotong kinderwagennya melewati kamar tidur utama guna menaruh kinderwagen itu di balkon. Sekarang Adna punya kamar sendiri, meski belum ada ranjangnya tapi adna suka sekali bermain disana. Terutama bermain dapur-dapurannya. Adna malah tiap hari selalu ngajakin mama main jual-jualan makanan. Adna dan mama bergantian jadi penujal atau pembeli. Adna tidak peduli meski mama sudah tampak bosen banget. Pokoknya mama harus tetap bermain sama Adna jadi pelanggan setia pembeli pommes dan cola yang adna bikin. hehehe padahal dapur-dapurannya adna mirip gerobak abang-abang tukang bakso. tapi kalao mama biang mau jualan bakso Adna bingung, kok jualan bakso. hihihi maklum si Adna belum pernah jajan bakso yang pake gerobak sih.

Image hosted by Photobucket.com

Image hosted by Photobucket.com

Eh iya sekarang tepat di bawah apartemen kami ada spielplatz-nya. Jadi Adna gak usah jauh-jauh kalau mau main perosotan atau bermain pasir. Untungnya Adna gak setiap hari ngotot ingin main disana.

Image hosted by Photobucket.com

Oiya kami seekeluarga tak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan Pak Ega Rudi Graha yang dengan sukarela meluangkan waktunya untuk menyetir mobil pengangkut barang-barang kami. Dan tak kalah berjasanya Pak Saad, Pak Dian Nugraha, Pak Haryanto, Om Prio, Om Cahyo, Om Ahya, Om Edo, Pak Wahyu, Om Matiin, Om Aji, dan mungkin semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu atas dukungannya dalam membantu pindahan kami.

Rumah baru

Aduh rasanya kangen banget setelah satu bulan lebih vakum dari per-blog-an. Ternyata pindahan itu memang tak semudah yang dibayangkan. Tadinya diperkirakan karena pindahannya cuma deket maka tak begitu repot. Kenyatannya hehheh sama saja kali yah jauh apa deket. Hampir sebulan akses internet kita vakum alasannya karena banyak antrian sehingga kita mesti sabar menunggu sambungan DSL. Kalau dial up kok jadi males banget.

ini dia apartemen baru kita di Schlierseestrasse 83, 81539 muenchen.
Image hosted Photobucket.com

Tumpukan karton-karton yang berjejer di dalam rumah letaknya pun tak beraturan. Sehingga pertamakali yang dilakukan adalah menggeser karton-karton itu ke tepi sekedar untuk lewat. Karena untuk langsung membereskan isinya tenaga ini sudah tak kuat lagi. Keesokannya kami mulai mencicil membangun rak buku kemudian lemari pakaian dan meja makan. Barulah satu persatu isi kardus dikeluarkan dan ditata kembali. Wah rasanya kepala mau pecah juga melihat barang-barang kecil-kecil tumpah ruah. Tak kehilangan akal,akhirnya mama mengambil kardus kosong dan mulailah barang-barang kecil yang mungkin memang sementara ini tak terpakai dimasukkan lagi dan ditaruh dulu di gudang. Begitu juga baju-baju yang belum dipakai sekarang masuk kardus dan diletakkan di rak gudang.Baju-baju lama juga disumbangkan ke kontainer tekstil.Maklum sekarang lemari pakaiannya tidak sebesar rumah dulu. Jadi pakaian yang masuk pun mesti antri. Untung mama libur juga jadi tiap hari ada saja kardus yang dibereskan. Lama-lama beres juga. Kamar utama sementara ini tak ada ranjangnya rasanya memang lebih luas dan lebih leluasa membuka pintu balkon. Berhubung peraturan di apartemen ini tidak mengijinkan kinderwagen diparkir di gang atau di depan pintu maka para tamu yang membawa kinderwagen dengan sangat menyesal harus rela menggotong kinderwagennya melewati kamar tidur utama guna menaruh kinderwagen itu di balkon. Sekarang Adna punya kamar sendiri, meski belum ada ranjangnya tapi adna suka sekali bermain disana. Terutama bermain dapur-dapurannya. Adna malah tiap hari selalu ngajakin mama main jual-jualan makanan. Adna dan mama bergantian jadi penujal atau pembeli. Adna tidak peduli meski mama sudah tampak bosen banget. Pokoknya mama harus tetap bermain sama Adna jadi pelanggan setia pembeli pommes dan cola yang adna bikin. hehehe padahal dapur-dapurannya adna mirip gerobak abang-abang tukang bakso. tapi kalao mama biang mau jualan bakso Adna bingung, kok jualan bakso. hihihi maklum si Adna belum pernah jajan bakso yang pake gerobak sih.

Image hosted by Photobucket.com

Image hosted by Photobucket.com

Eh iya sekarang tepat di bawah apartemen kami ada spielplatz-nya. Jadi Adna gak usah jauh-jauh kalau mau main perosotan atau bermain pasir. Untungnya Adna gak setiap hari ngotot ingin main disana.

Image hosted by Photobucket.com

Oiya kami seekeluarga tak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan Pak Ega Rudi Graha yang dengan sukarela meluangkan waktunya untuk menyetir mobil pengangkut barang-barang kami. Dan tak kalah berjasanya Pak Saad, Pak Dian Nugraha, Pak Haryanto, Om Prio, Om Cahyo, Om Ahya, Om Edo, Pak Wahyu, Om Matiin, Om Aji, dan mungkin semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu atas dukungannya dalam membantu pindahan kami.

Monday, July 11, 2005

Prinzessin Adna bantu-bantu beberes

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Waktu kita menempati wohnung (flat) di Bergstrasse 7 hanya tinggal hitungan minggu. Mulai hari ini kunci wohnung baru sudah akan diserahkan. Wohnung baru ini di jalan Schilerseestrasse 83, sebetulnya masih dibilang satu Kecamatan karena kodepos-nya masih sama. Jika menggunakan U-bahn hanya 2 halte dan kalau naik sepeda paling hanya sekitar 20 menit jika mengayuh dengan kecepatan sedang. Meski demikian di Bergstrasse 7 sebetulnya kita masih punya waktu hingga akhir bulan juli ini. Namun untuk menghindari suasana panik semisal tiba-tiba sang empunya rumah minta dicat karena sudah lebih dari tiga tahun kita tinggal di sini. Dan juga kesempatan untuk merapikan dan membersihkan wohnung juga tidak terlampau mepet. Maka mulai minggu depan dimulailah ekspedisi pindah-pindahan barang.

Image hosted by Photobucket.com
Image hosted by Photobucket.com

Nah, sebetulnya kita sudah mulai ngepak-ngepak sekitar sebulan lalu. Tapi dicicil hanya tiap weekend aja. Misal weekend ini razia satu lemari maka semua isinya dikeluarkan dan diseleksi satu demi satu. Ternyata memang barang kita sebagian besar adalah buku-buku dan majalah teknik. Majalah ibu-ibu juga ada, tapi mama gunting bagian artikel yang menarik dan resep saja selebihnya dibuang. Sedangkan ayah sebagian besar majalah tekniknya dibawa semua. Mama sempet protes karena jadi menambah beban barang pindahan. Tapi ayah bersikeras untuk membawanya mentah-mentah. Katanya untuk referensi nanti kalau ke Indonesia (ceile....) padahal nanti kalau ke Indonesia jangan-jangan teknologinya udah basi....hehhehe.Tapi ayah memang hobi banget ngumpulin bacaan, gak koran gak brosur-brosur di jalan diambil dan dikumpulin. Katanya biar untuk bahan tulisan. Nah jadilah kemaren kita beres2 lagi untuk memastikan apakah memang kita perlu atau dibuang saja.

Lemari pakaian juga 50% sudah mengalami operasi bersih. Perlengkapan winter sudah ditaruh di koper. Sedangkan baju yang sekarang masih dipakai tetap bertengger menunggu detik-detik terakhir pemberangkatan. Barang-barang dapur juga masih belum dimasukkan semua namun memang sudah ada yang dibungkus-bungkus dari dulu. Mainan Adna yang memang sudah ditaruh di kotak mainan tidak perlu lagi di pak khusus, sepertinya tinggal diangkat.

Hari minggu kemaren juga kita beberes lagi. Tentu saja si prinzessin Adna ikut-ikut bantu. Dengan pakaian 'seragamnya' dia ikutan gunting-gunting lakban. Abis gunting-gunting lakban gantian jenggotnya si ayah jadi sasaran berikutnya. Kayaknya Adna gemes banget sama tuh jenggot yang udah mulai tumbuh berantakan.....

Image hosted by Photobucket.com
Image hosted by Photobucket.com

Karena wohnung baru nanti kosongan, maka mama dan ayah sedang memutar otak bagaimana mengisinya dengan mebel. Dalam kondisi awal yang penting adalah kasur untuk tidur. Dan untung saja ada sahabat yang mau memberikan kasur simpanannya. Alhamdulillah makasih banyak. Untuk yang lainnya masih putar otak. Tapi ada beberapa kemungkinan, pertama tentu saja beli baru, terus beli bekas, atau cari-cari di koran yang bertuliskan 'zum verschenken'( artinya dikasihkan cuma-cuma), atau mengunjungi pusat-pusat pembuangan sampah mebel di kota kami. Oiya di jerman untuk membuang barang sangat tidak mudah. Apalagi jika berhubungan dengan sampah mebel dan elektronik. Kadang kita dipungut biaya atas apa yang kita buang. Mungkin karena volume memang banyak. Belum lagi kita butuh kendaraan untuk buang-buang itu, karena sampah itu biasanya terlokalisir di luar kota. Sehingga banyak orang yang memilih masang iklan di koran bagi siapa saja yang memerlukan tinggal ambil di rumah. Jadi mobil yang kita sewa nanti kalau bisa tidak hanya difungsikan untuk memindahkan barang, tapi juga mencari-cari mebel.

Oiya, mengenai sambungan telpon tidak akan berubah nomornya.Moga-moga sambungan internetnya juga langsung bisa diakses. Untuk jaga-jaga keribetan perputaran surat menyurat akibat pindah alamat, maka kita menggunakan jasa pos untuk mengantar surat-surat yang masih nyasar dari alamat lama ke alamat baru selama 6 bulan. Pemberentian langganan listrik dan gas juga sudah dilakukan jauh-jauh hari lewat internet.

Naja....moga semuanya lancar. Untuk itu kita mohon doanya dari teman-teman setia pembaca blog ini. Moga juga tempat tinggal yang baru tak kalah menyenangkannya dengan rumah lama.

Prinzessin Adna bantu-bantu beberes

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Waktu kita menempati wohnung (flat) di Bergstrasse 7 hanya tinggal hitungan minggu. Mulai hari ini kunci wohnung baru sudah akan diserahkan. Wohnung baru ini di jalan Schilerseestrasse 83, sebetulnya masih dibilang satu Kecamatan karena kodepos-nya masih sama. Jika menggunakan U-bahn hanya 2 halte dan kalau naik sepeda paling hanya sekitar 20 menit jika mengayuh dengan kecepatan sedang. Meski demikian di Bergstrasse 7 sebetulnya kita masih punya waktu hingga akhir bulan juli ini. Namun untuk menghindari suasana panik semisal tiba-tiba sang empunya rumah minta dicat karena sudah lebih dari tiga tahun kita tinggal di sini. Dan juga kesempatan untuk merapikan dan membersihkan wohnung juga tidak terlampau mepet. Maka mulai minggu depan dimulailah ekspedisi pindah-pindahan barang.

Image hosted by Photobucket.com
Image hosted by Photobucket.com

Nah, sebetulnya kita sudah mulai ngepak-ngepak sekitar sebulan lalu. Tapi dicicil hanya tiap weekend aja. Misal weekend ini razia satu lemari maka semua isinya dikeluarkan dan diseleksi satu demi satu. Ternyata memang barang kita sebagian besar adalah buku-buku dan majalah teknik. Majalah ibu-ibu juga ada, tapi mama gunting bagian artikel yang menarik dan resep saja selebihnya dibuang. Sedangkan ayah sebagian besar majalah tekniknya dibawa semua. Mama sempet protes karena jadi menambah beban barang pindahan. Tapi ayah bersikeras untuk membawanya mentah-mentah. Katanya untuk referensi nanti kalau ke Indonesia (ceile....) padahal nanti kalau ke Indonesia jangan-jangan teknologinya udah basi....hehhehe.Tapi ayah memang hobi banget ngumpulin bacaan, gak koran gak brosur-brosur di jalan diambil dan dikumpulin. Katanya biar untuk bahan tulisan. Nah jadilah kemaren kita beres2 lagi untuk memastikan apakah memang kita perlu atau dibuang saja.

Lemari pakaian juga 50% sudah mengalami operasi bersih. Perlengkapan winter sudah ditaruh di koper. Sedangkan baju yang sekarang masih dipakai tetap bertengger menunggu detik-detik terakhir pemberangkatan. Barang-barang dapur juga masih belum dimasukkan semua namun memang sudah ada yang dibungkus-bungkus dari dulu. Mainan Adna yang memang sudah ditaruh di kotak mainan tidak perlu lagi di pak khusus, sepertinya tinggal diangkat.

Hari minggu kemaren juga kita beberes lagi. Tentu saja si prinzessin Adna ikut-ikut bantu. Dengan pakaian 'seragamnya' dia ikutan gunting-gunting lakban. Abis gunting-gunting lakban gantian jenggotnya si ayah jadi sasaran berikutnya. Kayaknya Adna gemes banget sama tuh jenggot yang udah mulai tumbuh berantakan.....

Image hosted by Photobucket.com
Image hosted by Photobucket.com

Karena wohnung baru nanti kosongan, maka mama dan ayah sedang memutar otak bagaimana mengisinya dengan mebel. Dalam kondisi awal yang penting adalah kasur untuk tidur. Dan untung saja ada sahabat yang mau memberikan kasur simpanannya. Alhamdulillah makasih banyak. Untuk yang lainnya masih putar otak. Tapi ada beberapa kemungkinan, pertama tentu saja beli baru, terus beli bekas, atau cari-cari di koran yang bertuliskan 'zum verschenken'( artinya dikasihkan cuma-cuma), atau mengunjungi pusat-pusat pembuangan sampah mebel di kota kami. Oiya di jerman untuk membuang barang sangat tidak mudah. Apalagi jika berhubungan dengan sampah mebel dan elektronik. Kadang kita dipungut biaya atas apa yang kita buang. Mungkin karena volume memang banyak. Belum lagi kita butuh kendaraan untuk buang-buang itu, karena sampah itu biasanya terlokalisir di luar kota. Sehingga banyak orang yang memilih masang iklan di koran bagi siapa saja yang memerlukan tinggal ambil di rumah. Jadi mobil yang kita sewa nanti kalau bisa tidak hanya difungsikan untuk memindahkan barang, tapi juga mencari-cari mebel.

Oiya, mengenai sambungan telpon tidak akan berubah nomornya.Moga-moga sambungan internetnya juga langsung bisa diakses. Untuk jaga-jaga keribetan perputaran surat menyurat akibat pindah alamat, maka kita menggunakan jasa pos untuk mengantar surat-surat yang masih nyasar dari alamat lama ke alamat baru selama 6 bulan. Pemberentian langganan listrik dan gas juga sudah dilakukan jauh-jauh hari lewat internet.

Naja....moga semuanya lancar. Untuk itu kita mohon doanya dari teman-teman setia pembaca blog ini. Moga juga tempat tinggal yang baru tak kalah menyenangkannya dengan rumah lama.

Friday, June 24, 2005

Ultah Adna dan Sommerfest

Ultah Adna

Tanggal 4 Juni lalu Adna genap berusia 3 tahun. Tak terasa yah gadis kecil mama mulai sedikit demi sedikit bertambah besar. Rasa syukur tak terkira menyelimuti kami. Saat tanggal 4 itu kebetulan kami sedang berlibur dengan keluarga Jatmiko. Jadi pertama kali Kak Masha dan Tante Echa yang memberikan selamat langsung. Terimakasih juga atas kadonya yang cantik.

Setelah Adna pulang dari berlibur dan sekolah lagi Adna merayakannya bersama teman-teman di sekolah. Adna sudah merayakan ultahnya dua kali di Kinderkrippe Sonenkafer yaitu tahun lalu saat ultah ke-2 dan tahun ini ultahnya yang ke-3. Mama membawakan brownies untuk dimakan bersama teman-teman. Dari sekolah Adna mendapat kado boneka dinosaurus. Sayangnya mama tidak sempat menitipkan kamera ke guru Adna, meski mereka juga membuat foto namun terkadang kita menunggu dulu beberapa lama untuk dicetakkan. Jadi untuk sementara foto ultah Adna di sekolah belum ada.




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Kebetulan mama juga lagi semangat nih belajar membuat kue. Jadilah Adna merayakan ultahnya yang ke-3 sampai tiga kali juga. Jika pertama di sekolah, kedua di rumah kebetulan saat itu ada Tante Ninuk dan Om Prio juga Tante Nia dan Thomasnya , sedangkan yang ke-3 dirayakan di Masjid Darul Quran bersama teman-teman TPA. Terima kasih juga Thomas atas kadonya dan juga Tante Ninuk yang sudah mengajari dan sekaligus membantu mama bikin kue. Tak lupa terimakasih juga pada Eyang dan Bude di Jakarta serta Tante-Tante bersama teman-teman di pengajian TPA Muenchen atas doanya.


Sommerfest
Sommer.....sommmer sudah tiba. Sommer selalu dinanti-nanti oleh semua orang. Saat itulah memang kita bisa sepuas-puasnya mandi matahari. Namun temperatur yang meninggi yaitu sekitar 30-35 derajat bener-bener membuat kepala berdenyut-denyut apalagi saat berada di Bus.


Di sekolah Adna juga tak ketinggalan merayakan datangnya sommer dengan pesta sederhana. Para orangtua juga diundang lho. Pertama para orang tua dan anak-anak membentuk lingkaran kecil. Kami bergerak berputar-putar sambil bernyanyi. Rupanya itu nyanyian selamat datang. Setelahnya anak-anak mencoba permainan yang melibatkan semua panca indera. Hedwig mencoba mengenalkan berbagai material pada anak-anak untuk dilihat. Ada pasir, batu-batu, kain beraneka jenis, ranting pohon, dan kertas warna warni. Setelahnya dia membagikan material itu pada anak-anak. Adna mendapat pasir. Lalu Cony membawa kotak-kotak kardus yang oalalala ternyata isinya material-material tadi yang sudah dipisah-pisah. Anak-anak di minta untuk meletakkan material yang dipegangnya ke kotak yang sesuai.




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Kemudian Karin membawakan adonan terigu yang bisa dibentuk-bentuk atau di sini dikenal dengan istilah kneten. Lagi-lagi para ibu juga sibuk berpartisipasi membantu anak-anak membentuknya. Jadilah berbagai macam bentuk yang dihias-hias dengan material yang sudah ada. Ada yang buat pizza, ada yang buat tikus-tikusan dan Adna membuat kelinci mungil.

Setelah itu kami pergi makan karena memang perut sudah keroncongan. Orang tua masing-masing membawa makanan. Mama kebetulan membawa lumpia. Alhamdulillah ternyata mereka suka dengan lumpia.Setelah makan masih ada permainan berikutnya. Meraba-raba dan mendengarkan material yang ditaruh di botol atau di tabung tertutup. Anak-anak mencoba mengira-ira material apa sajakah itu?. Materialnya sederhana dan bisa kita temukan dimana saja.Lalu kegiatan diakhiri dengan mengapungkan kapal-kapal kayu yang anak-anak bikin sebelumnya di dalam ember berisi air. Lucunya karena mereka lama-lama bosan dengan permainan kapal-kapalan akhirnya mereka sendiri yang nyemplung ke dalam bak air. Wah jadi mandi-mandi nih.........Sommerfest yang sungguh berkesan.

Dan inilah sommerfest terakhir Adna di sana karena mulai September Adna sudah harus pindah ke kindergarten yang memang sesuai dengan umur dan perkembangan Adna selanjutnya.

Sunday, June 12, 2005

Ultah Adna

Panjang umurnya......panjang umurnya....panjang umurnya serta mulia.....serta mulia.....

Adna tanggal 4 juni ini genap berusia 3 tahun. Saat hari ultah Adna, kami semua sedang di Lindau, tempat kawasan perkemahan. Jadilah Adna merayakannya di sana. Namun karena di luar kota, maka tidak ada kue apalagi tart ulang tahun dengan lilinnya. Hmm...mama masih belum begitu Pe De nih bikin tart, takut sekali gagal. Cuma ada perasaan haru melihat Adna ceria di usianya yang ke-tiga ini meski tidak ada pesta ulang tahun. Insya Allah mama pengin belajar buat kue tart ya Na! Oiya Adna dapat boneka Barbie dari Kak Masha, terima kasih sekali ya Kak!

Sepulang dari camping, mama bersiap-siap membuat kue yang akan dibawa ke sekolah Adna. Adna akan merayakan ulang tahunnya dengan teman-teman di sekolah. Bu guru berpesan supaya tidak membuat kue yang bercream seperti kue tart. Lagian memang bisa dimaklumi jika dengan tart maka ibu guru itu pasti kerepotan membersihkan anak-anak yang masih kecil-kecil itu bercelemotan cream baik di mulut, di celemek makannya, atau di meja-meja.

Akhirnya mama memutuskan untuk membuat Brownies. Wah ternyata karena belum berpengalaman brownies ketika akan dipotong hancur-hancur. Mama panik setengah mati. Padahal brownies itu sudah dihiasi coklat putih di atasnya sebetulnya cukup cantik (hmmm...muji diri sendiri boleh,kan?). Untung masih bisa diakali dengan menaruhnya di mangkuk-mangkuk kertas. Jadi brownies yang dibawa hanya secukupnya saja. Mama pasrah deh membawa kue-kue itu ke sekolah.

Saat Adna datang di sekolah anak-anak segera menyambutnya. Dan bilang Eh..Adna Ultah ya....Anak-anak itu bergembira sekali jika ada ultah. Karena sarapan mereka tidak seperti biasanya yang berupa buah-buahan tapi juga kue. Wah mama makin salah tingkah dan merasa sangat bersalah. Tahun lalu mama memesan kue dari Bude Elka, namun tahun ini berhubung beliau ada kesibukan jadi tidak bisa.

Sewaktu mama menjemput Adna, sudah ada boneka dinosaurus di atas rak tempat menyimpan jaket Adna. Wah ternyata Adna dapat boneka itu lagi persis seperti tahun lalu. Hore Adna jadi punya sepasang boneka dinosaurus, Terima Kasih yah Bu Guru. Oiya foto-foto Adna Ultah di sekolah masih di kamera ibu guru, mama yang saat itu terburu-buru lupa menitipkan kamera sendiri untuk mengambil momen berharga ini. Namun biasanya nanti Bu guru akan memberi, tapi masih lama sih.

Oiya, Hedwig, guru Adna yang baik hati itu tersenyum dan bilang...wah kue anda enak loh...!.Mama hanya tersenyum dan meminta maaf kalau sebenarnya itu tidak maksimal. Menurut tante Ninuk kemungkinan salahnya mama memakai margarine Rama sebagai pengganti metega tawar yang ditulis di resep. Oalaah...!tapi Hedwig bilang tidak apa-apa mereka senang dan anak-anak juga suka sekali. Apalagi memang kue itu sarat dengan coklat baik itu coklat gelap maupun yang putih. Yah sudah....dalam hati mama berjanji mau latihan bikin kue deh...hehheheh

Liburan Camping

Dari iseng-iseng ingin mencoba liburan dengan suasana baru akhirnya bersama keluarga Jatmiko kami kembali melakukan liburan bersama dari tanggal 3-6 Juni yang lalu. Kali ini memang lain karena ada embel-embel camping. Jika di kepala kita berputar-putar bayangan jika camping berarti harus bawa tenda, sleeping bag, kompor parafin, alat masak kecil-kecil, jerigen minum, alas tenda, pathok-pathok yang berat-berat itu pasti rasanya jadi mundur teratur. Belum lagi bingung bagaimana memperoleh air baik untuk minum, masak maupun cuci piring. Apakah mesti jalan dahulu ke sumber air. Atau bagaimana jika kita hendak buang air. Betapa repotnya, apalagi dengan membawa anak-anak kecil dan terpaan udara dingin Jerman di waktu malam yang tetap menggigit meski di waktu summer sekalipun. Nah adakah cara lain camping yang nyaman tanpa repot?

Di kawasan Eropa dengan pemandangan alam yang cantik selalu menggoda untuk dieskplorasi. Baik itu dengan hiking atau sekedar bersepeda. Namun bagi para penikmat alam sejati mungkin tak habis waktu sehari untuk mengeksplorasi alam. Atau bagi para karyawan di kantor yang rindu suasana rileks alam atau juga para musafir yang singgah di suatu kota untuk bermalam dengan ongkos yang jauh lebih irit dari kamar penginapan termurah sekalipun maka dibangunlah kawasan perkemahan. Areal seluas 70-an hektar itu dihiasi dengan tenda-tenda beraneka ukuran dan beraneka pula bentuknya. Selain itu beraneka pula karavan-karavan yang cantik-cantik. Ada beberapa karavan yang dibiarkan teronggok di sana secara permanen ada juga yang ditarik oleh mobil. Areal ini dilengkapi dengan fasilitas air bersih yang siap diminum dan juga kamar mandi, ruangan untuk mencuci baju baik yang pakai tangan maupun pakai mesin berikut pengeringnya juga kolam renang. Kawasan yang kami kunjungi kebetulan juga dibuat ramah dengan anak-anak sehingga disediakan taman bermain dan juga hewan-hewan ternak peliharaan seperti bebek, ayam, kelinci, kambing, dan ikan di kolam. Anak-anak kota yang hanya mengenal peternakan di buku-buku cerita dapat mengamati langsung. Malah terkadang mereka dilibatkan dalam pemberian makanannya.

Kami memakai jasa eurocamp untuk menikmati liburan camping ini. Caravan Eurocamp terlihat permanen dan memiliki fasilitas bak sebuah rumah kecil. Semula kami ingin memesan tenda namun berhubung sudah fullbook jadi terpaksa kami ambil tipe caravan. Namun memang lebih nyaman untuk anak-anak, karena lebih terlindung dari terpaan udara dingin apalagi dilengkapi dengan pemanas ruangan. Begitu masuk ke dalam caravan kami sempat terpana. Dan kemudian tertawa geli karena sebetulnya ini bukanlah benar-benar camping melainkan pindah tidur saja. Bagaimana tidak, semuanya sudah tersedia. Dua kamar yang dilengkapi dengan bed besar dan kecil-kecil dengan kasur empuk, bantal , dan selimut-selimut. Belum lagi kitchen set dengan kompor sekaligus oven dan grillen tinggal dipakai. Kulkas juga tersedia. Tempat cuci piring dan kamar mandi juga sudah ada. Semuanya kelihatan bersih, rapi dan kompak.




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Tanggal 3 Juni
Adna dan Masha senang sekali karena bisa bermain sepuasnya di tempat tidur bertingkat. Mereka naik turun tempat tidur. Hari pertama karena tiba menjelang petang, namun udara panas hari itu (sekitar 30 derajat) membuat kolam renang dengan airnya yang biru sangat menggoda. Adna, Masha, Rangga, dan para ibu segera ke sana. Sedangkan para ayah bermain badminton. Waktu makan malam kami nikmati dengan makan bihun goreng dan ayam goreng. Para ibu sudah menyusun menu selama libur dan berbagi tugas untuk memasak di rumah. Sehingga di tempat liburan kami tak perlu repot untuk memasak melainkan tinggal menghangatkan saja. Namun sesekali kami masak juga semisal masak Indomie, telur rebus, atau menggoreng chicken nugget. Sedangkan untuk nasi kami membawa rice-cooker.

Sayangnya cuaca kurang bersahabat bagi kami untuk lebih menikmati liburan dengan nyaman. Hari pertama memang terik, namun selanjutnya langit senantiasa dihiasi awan keabuan yang setiap saat dapat menjatuhkan titik-titik hujan. Malam pertama bahkan dihiasi dengan hujan deras dan petir. Kami jadi ngeri membayangkan nasib jika saat itu kami berada di tenda. Anak-anak pasti tidak bisa tidur.




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Tanggal 4 Juni
Hari ini karena hujan masih tak henti-hentinya turun, kami berdiam diri di tempat. Untung saja cuaca sedikit berbaik hati memberikan slot waktu sedikit bagi kami untuk ber-grillen atau berbabacue-ria. Saat hujan tak lagi turun cepat-cepat kami memasang kuda-kuda untuk membakar arang. Kami sengaja membawa alat grillen praktis sekali pakai yang sudah dilengkapi dengan arang dan jeruji-jeruji besi tempat daging-daging itu dibakar. Dengan bumbu instan siaplah kotelet kambing, fillet ayam dan sosis dibakar. Hmm..hmmm enak, meski tak dilengkapi dengan sambal terasi tapi rasanya sudah cukup nikmat. Anak-anak lebih suka makan sosis bakar. Untung saja begitu seluruh daging selesai dibakar, hujan yang tadi permisi lewat sekarang datang lagi.




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Tanggal 5 Juni
Anak-anak rupanya bosan seharian kemarin di rumah. Untung meski langit tidak maksimum terangnya dan angin dingin membelai-belai hujan mulai berkurang dan akhirnya berhenti. Langsung kami memutuskan untuk membawa anak-anak ke tempat bermain anak-anak Ravensburgerland (cerita lengkapnya yang akan datang aja yah, hehhehehe) yang tidak jauh dari lokasi kami menginap. Sekitar 30 menit dengan mengemudi mobil. Wah anak-anak senang sekali seharian bermain di sana. Hingga ketika pulang mereka segera bisa tidur. Hanya Adna yang tidurnya sedikit terlambat. Kami para orang tua segera mengemasi barang-barang karena pagi hari besok harus segera meninggalkan tempat. Maklum mobil sewaan kami harus dikembalikan pukul 9. Ruang Caravan juga harus dibersihkan sebelum kami pergi begitu pesan petugas Eurocamp.

Tanggal 6 Juni
Akhirnya kami harus mengakhiri liburan yang paling berkesan ini. Meskipun tampak bukan seperti camping yang sesungguhnya tapi paling tidak terobati juga kerinduan tidur di dekat alam terbuka. Sayang sekali hutan cemara di sebelah kami belum sempat terjamah. Oke moga-moga di lain kesempatan bisa melakukan lagi. Namun agaknya mesti diperhitungkan waktunya. Memang saat summer biasanya sudah fullbook meski harganya juga sudah naik. Tapi mungkin itulah harga lebih yang harus dibayar untuk kenyamanan yang lebih pula.

Pameran Multimedia Anak-anak

Setelah hampir 2 minggu lebih absen dari peredaran per-blog-an, sekarang mama mulai menulis lagi. Kemarin-kemarin memang hampir setiap weekend ada saja acara. Sehingga waktu yang seharusnya buat nge-blog selalu tertunda. Dan mama takut kalau kelamaan gak nulis Adna bisa protes nanti. Jadi ngebayangin kalau Adna udah gede terus baca catatan ini pasti bertanya-tanya "Kok kelamaan sih Ma pausenya, emang Adna lagi gak ngapa-ngapain ya?". Padahal ada beberapa acara penting yang seharusnya di rekam yaitu saat Adna berkunjung ke pameran multimedia anak-anak, Ultahnya Adna dan liburan camping.

Kali ini tentang pameran Multimedia anak-anak yang berlangsung seminggu dari tanggal 23-28 Mei yang lalu. Adna beserta Kak Masha, Adik Ra, dan para ibu dan bapaknya mencoba untuk datang ke sana di penghujung waktu, yaitu hari Sabtu, 28 Mei. Lokasinya di jantung kota Muenchen, Marienplatz (webcam). Namun mungkin dikarenakan waktunya yang sudah mendekati penutupan, pengunjung kelihatan tidak terlampau ramai. Berarti mereka memang lebih suka datang di awal waktu ya.

Pameran ini sendiri sangat menarik. Karena pengunjung tidak hanya sekedar melihat-lihat apa yang dipamerkan namun juga bisa mencobanya sendiri. Anak-anak yang berusia di atas 6 tahun bisa berkarya di sini seperti menggambar dan bikin bastel atau prakarya. Semua bahan disediakan mulai dari kertas, pensil warna atau crayon dan juga ada stand bastel yang menyediakan beraneka ragam material. Prakaryanya juga tidak sebatas gunting menggunting dan mengelem tapi ada juga yang membuat rakitan robot dari logam-logam atau bongkahan-bongkahan mesin yang sudah tak terpakai lagi.

Saat kami masuk seseorang petugas yang belakangan kami tahu bernama Martin, dengan ramahnya menggiring Masha dan Adna ke standnya. Standnya adalah stand prakarya dimana masing-masing pengunjung mencoba untuk membuat 2 kartu yang ditempeli berbagai bahan yang tersedia. Namun kartu itu harus dibuat sama persis. Adna yang masih terlampau kecil bisa dibantu sama mamanya. Mulai mama memilih material yang disediakan. Yaitu spon yang biasanya dalam keadaan lembab bisa digunakan untuk membersihkan meja atau dapur seperti yang biasa kita kenal. Mama menggunting spon kering itu dan mulai membentuk mata dan bibir di kedua kartu. Sangat sederhana, maklum saat itu mama lagi gak punya banyak ide. Masha sendiri membuat bulatan-bulatan kecil dari sarang lebah. Dan hasilnya di tempel di dinding. Ternyata sudah banyak kartu-kartu dengan beraneka material. Dan wow ternyata dari kartu-kartu di dinding itu jadi suatu permainan. Anak-anak ditutup matanya dan mencoba meraba-raba sebuah kartu dengan material tertentu dan tangan yang lain berusaha mencari kartu lain yang memiliki kesamaan material. Jadi semacam permainan memori, tapi ini dengan meraba. Para ayah berpartisipasi mencoba permainan itu.

Selesai mencoba stand itu, Martin menawarkan permainan lain, yaitu Body Mandalas. Di atas karpet biru bundar anak-anak dengan beberapa temannya bisa bermain-main di atas lantai sambil berpegangan tangan dengan kompaknya membentuk lingkaran atau bentuk bentuk geometris lain dari badan-badan mereka. Di atas ada sebuah web kamera kecil sederhana yang biasa buat chatting, namun dengan diakali sedikit dengan memasang lensa cembung di depannya sehingga bisa menangkap semua gambar di atas karpet biru tadi yang lalu direkam di komputer. Lucu-lucu juga tingkah-tingkah mereka. Mama, Adna, dan Masha mencoba untuk menirunya.

Lalu dilanjutkan dengan membuat bentukan gambar-gambar dengan padi-padian. Pertamakali Martin mencontohkan dengan mengambil segenggam padi-padian itu lalu mulai membentuk-bentuk gambar. Hmmm...menantang, para ibu membantu anak-anaknya membuat gambar. Mama mencoba membuat perahu layar di atas ombak dan Bunda Masha menggambar ikan besar yang cantik.




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Nah stand lain yang tak kalah menariknya adalah stand membuat film kartun baik itu yang melibatkan gambar dua dimensi maupun gambar 3 dimensi seperti di film Bob der Baumeister atau Kleinefreunde. Anak-anak membuat gambar dahulu. Ada yang gambar pemandangan dan juga gambar-gambar tokoh. Gambar-tokoh tadi digunting dan di letakkan di atas gambar pemandangan tadi. Setiap gerakan direkam di cam corder. Nah setelah menghasilkan beberapa gambar dengan gradasi gerakan-gerakan itu lalu disatukan dan diedit. Jadilah film kartun sederhana. Di sini orang tak perlu membuat gambar secara manual banyak-banyak untuk menghasilkan gerakan seperti misalnya film kartun kebanyakan (walt disney, warner bros, dll).
Namun untuk teknik ini memang lebih tepat untuk yang berjenis 3 D.

Ada juga cara lain membuat film kartun dengan memakai bola warna warni yang dilekatkan pada tongkat.Kok bisa? bagaimana ya?. Dari gambar-gambar tadi di scan dan ada semacam software yang melakukan penafsiran jika ada sinyal warna tertentu maka gambar tertentu pula yang akan muncul di layar komputer. Dengan hanya memain-mainkan bola bertangkai warna warni itu di depan sensornya maka komputer memproses gambarnya. Jika kita gerak-gerakkan bola bertangkai itu maka gambarnya juga ikut bergerak. Menarik bukan?




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Sebetulnya masih banyak stand yang belum sempat kami tengok, namun panitya nampaknya sudah mulai beberes. Yah sudah paling tidak ada sesuatu hal yang menarik yang bisa menambah pengalaman dan wawasan baru.

Sunday, May 22, 2005

Piknik ke Königssee

Sabtu kemarin, tanggal 21 Mei, kami beserta rombongan pengajian Muslim Muenchen pergi ke Königssee. Suatu danau yang letaknya masih di Bavaria. Kami semua berkumpul di stasiun utama dan bersama-sama berangkat dengan kereta.

Setelah menghabiskan waktu kira-kira 3,5 jam sampailah kita ke tempat tujuan. Königssee terhitung danau yang tidak terlalu besar, panjangnya kira-kira 8 km dan kedalamannya sekitar 2 meter. Namun meski tidak terlampau besar danaunya cantik sekali. Dikelilingi oleh pegunungan Alpen dan konon disinilah sumber air bersih yang bisa disalurkan ke rumah-rumah untuk langsung diminum.

Image hosted by Photobucket.com

Untuk menikmati danau kita bersama-sama naik kapal yang juga dipandu oleh seorang guide. Dinding-dinding bukit di danau memunculkan echo atau gema yyang sempurna. Seorang guide mencoba untuk memainkan terompetnya, dan setiap rangkaian nada yang keluar diikuti dengan echo yang bagus, jadi kedengarannya bersahut-sahutan.

Image hosted by Photobucket.com

Sepanjang danau pemandangannya indah dan penuh pohon-pohon cemara khas hutan-hutan subtropis. Meski musim dingin sudah lewat, puncak-puncak pegunungan Alpen terlihat masih diselimuti salju. Bahkan ada sebagian salju yang meluncur turun di sela-sela bebatuan sehingga nampak dari jauh seperti air terjun.

Kami tiba di salah satu sisi danau yang bernama Obersee. Di sini dilanjutkan jalan kaki untuk menikmati pemandangan bukit. Namun saat itu hari sedang terik sekali dan jarang sekali ada pohon besar di dekat jalan. Kami mesti menapaki kaki bukit untuk menggapai pohon terdekat. Di bawah pohon kami beramai-ramai menggelar tikar untuk melepas lelah sambil membuka perbekalan. Tapi olala..banyak sekali serangga-serangga semacam laron kecil-kecil di bawah pohon. Kami sekeluarga berusaha untuk bertahan tetap makan di tempat itu. Ada beberapa keluarga yang menjauhi pohon dan makan di tempat lain tanpa perlindungan pohon dan langsung di bawah terik matahari. Untung saja mereka membawa payung jadi bisa sedikit terlindung dari sengatan matahari langsung.

Setelah jalan lagi sampai ke pinggir danau, mama dan adna bermain-main sebentar di air. Sayangnya karena harus mengejar perahu berikutnya kami harus meninggalkan tempat. Sebagian rombongan harus balik lagi ke dermaga perahu dan sebagian yang lain melakukan hiking.

Sepulangnya kami sempat mampir di St Bartholomo yang menarik karena ada bangunan berkubah lucu. Oiya di salah satu bukit yang bernama Berchtesgaden ada vilanya Hittler. JAdi jaman itu Hitler sering menerima tamu-tamunya disana.




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Meski rasanya belum cukup puas bermain-main, namun rasanya terobati juga kekangenan ini untuk sesekali menikmati alam apalagi beramai-ramai. Ada temen bilang jadi inget studi tour jaman sekolah dulu.

Kami pulang dari lokasi sekitar jam 6-sore dan tiba di Muenchen lagi sekitar pukul setengah sembilan malam.

Ultah Ayah

Sebenarnya Ulang tahun ayah sudah tanggal 19 Mei yang lalu. Tapi baru sekarang deh nulisnya.Pagi-pagi mama dan adna memberikan selamat kepada Ayah. Meski belum ada kadonya tapi mama dan Adna memberikan coklat dengan hiasan patung kecil. Moga dengan bertambahnya usia Ayah makin mantap memasuki tahap-tahap kematangan pribadi maupun spiritualnya, Amin.

Image hosted by Photobucket.com

Malamnya mama membuat makan malam bersama dengan Om Prio,Tante Ninuk,dan Om Ahya. Biasa hanya nasi kuning, kering tempe, ayam goreng,dan telur dadar. Mama baru pulang dari kampus jam setengah 6 sore, jadi gak bisa bikin macam-macam. Apalagi cake ultah...hehheh klo yang ini memang mama masih belum Pe'De' untuk nyuguh tamu-tamu. Dan emang belum pernah nyoba bikin. Paling baru lihat-lihat Tante Ninuk bikin black forest.

Image hosted by Photobucket.com

Tuesday, May 17, 2005

Horee...Ayah pulang..!

Tanggal 16 Mei kemaren Ayah pulang dari Indonesia. Adna, Mama, Tante Ninuk, Om Prio, Om Ahya juga Om Ridwan pergi menjemput Ayah.

Pesawat Ayah tiba di Bandara Munich jam 12.20 waktu setempat. Kami semua lega dan senang sekali Ayah telah hadir kembali di tengah-tengah kita dengan selamat. Adna semula masih malu-malu dengan ayah. Baru setelah beberapa lama Adna mau nyenggol-nyenggol ayah.

Sampai di rumah langsung deh si Ayah buka kopernya. Ada banyak oleh-oleh dari keluarga di Jakarta buat kami dan juga buat Tante Ninuk.

Makasih tak terkira pada Eyang Putri dan Eyang Kakung di Mampang yang udah ngasih Adna banyak sekali seperti baju, boneka, cincin, dan juga buku-buku cerita lucu. Mama juga berterimakasih sekali pada Eyang atas oleh-olehnya.

Selain itu ada juga oleh-oleh dari Bude Wiwin, Bude Uut dan Bude Arni di Jagakarsa. Makasih sekali kerudungnya bagus-bagus dan baju daster Dora nikolodeonnya juga lucu, lagi musim katanya di Jakarta.

Eyang Anna dan Eyang Mimin, terimakasih sekali juga oleh-oleh bajunya.

Ayah memang bisa membawa 40 kg dari Indonesia. Kopernya yang masuk bagasi sih cuma boleh 25kg tapi yang dimasukkan ke kabin untung bisa sampai 15 kg. Kasihan tapi ayah, tangannya sampai sekarang masih pegel-pegel bawa dua tas ke kabin.

Lucunya saking senengnya kita buka-buka koper, mama sampai lupa sedang memanasi minyak yang sedianya hendak menggoreng pommes frittes permintaan si Adna. Kita sibuk ngobrol di ruang tamu, tiba-tiba ada asap putih dari jendela. Mama kira tetangga yang lagi grillen di taman. Tapi pas dilihat lewat jendela keluar gak ada siapa-siapa. Dan ketika masuk ke dapur astaghfirullah!.....asep dari wajan udah mengepul dan ruangan dapur sampai gak kelihatan saking tebalnya asap. Langsung mama matiin kompornya. DAn gak lama kemudian muncul suara alarm keras sekali. Ternyata setiap rumah di depannya dipasang sensor asap, untuk jaga-jaga jika terjadi kebakaran. Dan asap dari dapur kita itu menyalakan sensor.

Tetangga-tetangga keluar semua. Waduh mama panik sekali, apalagi takutnya pemadam kebakaran datang. Tetangga-tetangga juga menanyakan apa penyebabnya. Setelah saya jelaskan mereka mengerti. Alarm baru berhenti berbunyi ketika ada seseorang tetangga yang berusaha mengambil dan mematikan switchnya.

Wuih.....trauma deh. Mama jadi lemes banget. Dan untuk sementara ini jadi takut masak. untung Ayah bawa sedikit rendang dan kering tempe dari Indonesia. Sementara ini makan itu saja yah....

Tuesday, May 10, 2005

sudah sembuh

Alhamdulillah setelah dari hari kamis lalu hingga hari minggu Adna mencret-mencret terus namun berangsur-angsur frekuensinya menurun dari semula setiap 30 menit sekali menjadi sejam sekali, 2 jam sekali, 3 jam lalu sampai normal. Kasihannya Adna menderita sekali karena pantatnya merah-merah. Akhirnya mama membiarkan Adna tanpa pampers, dan menyediakan pispot di ruang tengah. Karena kalau ke kamar mandi butuh waktu jalan beberapa menit sedangkan dengan di pispot itu adna bisa segera BAB.

Mama bingung sekali bagaimana mau mencebok Adna karena Adna nangis-nangis terus kalau bagian pantatnya disentuh. AKhirnya cebok hanya dengan menyemprotkan air dengan shower agak lama. Untuk proses ngeringinnya menggunakan hair drier.Dan alhamdulillah lukanya juga berangsur-angsur membaik.

Namun Adna masih susah nahan pipis. Dia pipis dimana saja dan dalam posisi apa saja. Padahal kan di karpet dan terkadang digunakan untuk sholat. Untung saja pipisnya tidak begitu banyak yang berceceran. Jadi dengan membasuh dua kali dengan air bersih semoga najisnya sudah hilang dan cepat kembali kering.

Tadinya mau diteruskan dengan toilet training total, namun masih urung. Selain cuaca masih dingin-dingin juga perjalanan Adna ke Kindergaten yang satu jam di kendaraan umum tentu saja menjadi halangan yang cukup berat. Adna pasti pipis di sela-sela waktu itu....atau mamanya aja yang enggan mencoba.

Untuk Tante-tante, makasih doanya yah. Adna sekarang sudah ke sekolah lagi. Moga Adna tetap sehat yah Tante....S

Friday, May 06, 2005

Sakit mencret

Sudah beberapa hari ini Mama menemui ee-nya adna lebih lunak dari biasanya. Terkadang seperti disertai lendir. Tapi frekuensinya masih normal, sehari sekali. Mama hanya berpikir mungkin hari ini Adna makan sesuatu yang lunak di sekolah. Adna memang penggemar sup di sekolah dan sup disana terkadang seperti bubur ber-cream.

Kemarin mulai meningkat frekuensi ee-nya. Hampir satu jam sekali. Kasihan sekali, karena poponya (pantat) Adna jadi kemerah merahan dan tentu saja perih. Sehingga tiap kali dibersihkan Adna kontan nangis menjerit-jerit.

Hari ini mama membawa Adna ke dokter anak. Saat Adna hendak diperiksa ternyata Adna juga sudah ee. Kebetulan, jadi dokternya bisa lihat langsung. Ibu dokter Heinrich-Weber memberitahu kalau Adna terkena virus. VIrus ini gak mesti lewat makanan bisa juga dari udara.

Adna diberi obat Lacteol berbentuk bubuk yang mesti diminum 3 kali sehari. Katanya obat tersebut adalah obat alamiah dimana mengandung bakteri asam susu. Mungkin biar si virusnya dimakan bakteri hihhi!jadi obatnya bersifat biologis bukan chemis.

Naja, moga Adna cepat sembuh deh...!

Tuesday, May 03, 2005

Weekend berdua



Sudah empat hari ini Adna dan mama berdua saja. Sabtu dan minggu kemarin adalah weekend pertama tanpa ayah. Kebetulan memang cuaca sedang cerah malah udara jadi panas banget. Temperatur memang sudah seperti sommer sekitar 20-an derajat.

Sabtu lalu Mama dan Adna pergi ke rumah Tante Tutik. Gak disangka ternyata disana berkumpul juga keluarga-keluarga yang lain. Apalagi ternyata Tante Tutik masak mie ayam malang dan ayam goreng. Belum lagi para ibu-ibu yang datang bawa makanan juga ada tempe mendoan, kue sus, dan bolu pandan. Wah...wah...jadi gak enak nih gak bawa apa-apa. Abis mama sangka cuma kita berdua aja yang datang. Lumayan ngobrol sana sini jadi tidak begitu kesepian, Adna juga main bareng Mbak Wida, Mbak Arin, Mbak Anita, dan Hilmi.

Hari Minggu kita sepeda-sepedaan ke sungai Isar. Sungai ini yang jadi maskot kota Munich. Orang banyak sekali di sana. Mereka grillen atau sekedar duduk-duduk. Adna turun ke sungai mainan air. Tentu saja kita memilih bagian air yang sangat dangkal. Tapi airnya dingin banget. Mama lihat ada anak yang pake sepatu boot. Wah ide bagus juga, jadi anak-anak bisa leluasa main di sungai karena kakinya tidak kedinginan dan juga tidak sakit karena banyak batu-batunya. Sayang gak bawa kamera, ternyata batterainya kebawa ayah ke jakarta.

Tapi Adna ternyata gak bisa menyembunyikan kekangenannya ke ayah menjelang tidur. Makanya Adna suka main-main sampai malam dan pas mama suruh tidur adna bilang gak mau nanti adna sedih. Biasanya memang kita selalu tidur bertiga bareng. Jadi sekarang tiap mau tidur Adna nangis dulu sambil bilang...papa....papa...!.Atau kalau gak nangis malam-malam jam 12-an kebangun dan gelisah...tidurnya jadi lasak kesana kemari.

Rencananya mau ngitung ala mbak Shafiyya, tapi karena masih lama takutnya Adna malah tambah bingung....hehhe nanti saja kalau udah deket-deket waktu ayah pulang.