Tuesday, August 30, 2005

Masih tentang Kindergarten

Ini hari kedua Adna di Kiga. Adna masuk ke Kiga yang milik stadt alias TK negeri. Disini dibagi menjadi 3 grup yang masing-masing berjumlah 25 anak. Anak-anaknya berkisar antar umur 3-6 tahun. Namun sebagian besar anak yang berumur enam tahun sudah memulai sekolah dasarnya. Adna masuk sekolah jam 8 pagi namun masih dikasih kesempatan datang sampai jam 9 dan pulang jam 5 sore. Mama memasukkan Adna ke sekolah yang fullday karena mama masih harus ke kampus. Namun disana sudah ada kamar tidur untuk anak-anak yang mau tidur. Ternyata tidak semua anak suka tidur siang terutama yang sudah besar.

Mama kembali ikut ke Kiga. Duduk disamping Adna dan ikut bermain-main dengan Adna maupun anak-anak yang lain. Sebetulnya mama senang saja tinggal disana. Apalagi udara cerah dan bisa menemani Adna sepuas-puasnya bermain. Belum lagi anak-anak itu lucu-lucu dan bicaranya lancar. Mama senang sekali mengobrol dengan mereka. Mereka berasal dari beragam bangsa. Biasanya kalau mama tanya kamu asalnya dari mana, mereka bingung jawabnya. Tapi kalau ditanya bahasa apa yang kamu pake di rumah, baru mereka bisa jawab. Untuk kali ini memang hanya Adna yang baru jadi hanya Adna yang ditunggu mamanya.

Kindergarten disini memang jauh berbeda dengan TK mama dulu atau TK keponakan mama dimana mama sempat nungguin mereka waktu kecil. Disini TK adalah benar-benar berarti bermain. Begitu datang anak-anak sudah bermain. Ibu guru tak terdengar sedikitpun memberikan instruksi ayo berbaris yang rapi yah sebelum masuk. Atau yuk bernyanyi dulu sebelum mulai aktivitas. Anak-anak langsung saja mengambil mainan yang mereka suka. Padahal banyak jenis-jenis permainan yang mesti dibaca dulu aturan-aturannya. Ibu guru tidak turun tangan juga untuk membantu bagaimana memainkannya kecuali jika sang anak bertanya. Namun anak-anak yang lebih besar biasanya secara otomatis mengajarkan bagaimana seharusnya. Adna yang berbadan kecil sering jadi sasaran bermain anak-anak yang lebih besar untuk sekedar menggendong-gendong Adna. Mereka berebutan pengin gendong Adna. Jadilah Adna seperti boneka hidup. Namun sampai tadi waktu mama tinggalin Adna masih belum bersuara. Kalaupun ngomong juga masih berbahasa Indonesia. Anak-anak yang lain sampai bertanya-tanya kenapa Adna kok diam saja. Namun agaknya Adna sudah mau bermain-main dengan anak lain. Adna membonceng sepeda yang mereka kayuh.

Sampai sekitar jam 10-an baru mereka ditawarkan bermain di taman. Semua permainan sudah siap sedia. Dari permainan pasir, sepeda, dll. Siang hari jam 11.45 anak-anak makan siang. Di sekolah Adna kebetulan tidak memasak babi dan juru masaknya seorang muslimah dari Turki. Sayangnya beliau masih cuti sampai tanggal 12 september jadi belum bisa ngobrol tentang perdagingan yang lain. Anak-anak juga bebas mau milih makan apa. Biasanya pihak sekolah menyajikan makanan karbohidrat berupa nasi atau kentang, sayur-sayuran dan juga sup kental ayam atau daging sapi.

Oiya menariknya ada 2 orang guru disana yang bisa berbahasa Indonesia. Yang satu malah sangat lancar sekali bicaranya karena suaminya memang berasal dari Surabaya. Karena TK Adna beragam budaya mereka tidak aneh lagi dengan budaya atau kepercayaan. Menurut seorang guru Adna mereka juga memasukkan jadwal Ramadan di kalendernya dan dibikinkan suatu acara. Setiap tahun rutin juga anak-anak diajak ke Masjid dan dibiarkan mereka berdialog langsung dengan Imam Masjid. Biasanya pertanyaan favorit anak-anak adalah masalah kerudung. Mengapa ada yang pake ada yang tidak, dan seterusnya.

No comments: