Sunday, March 09, 2008

Bikin pizza bersama


Meski setiap hari Adna mengeluh tidak punya temen di
kindergarten alhamdulillah dia punya temen akrab yang
kebetulan rumahnya hanya beberapa blok aja dari sini.
Namanya Katrin, umurnya sudah 6 tahun. Ayahnya
kebetulan satu kantor dengan Ayah Adna. Dia juga punya
adik laki-laki yang super aktif, Martin, 3,5 tahun.
Kami sebetulnya mengenal keluarga itu sejak
orientation trip. Bahkan karena Katrin inilah Adna
jadi gak keberatan lagi untuk pindah ke China.

Sayangnya Katrin dan adiknya tidak satu sekolah dengan
Adna. Mereka sekolah di TK dekat kompleks yang
berbahasa Inggris dan China. Semula kami juga ingin
memasukkan Adna di sekolah itu, tapi Katrin hanya
tinggal di sini sampai akhir juni ini. Kami takut
bahasa jerman Adna tidak memadai untuk masuk sekolah
jerman nantinya. SEdangkan bagi katrin tidak masalah
karena bahasa jerman adalah bahasa ibunya.

Katrin dan Adna kadang-kadang juga bertemu di
spielplatz, di rumah, atau beserta kedua orang tua
masing-masing ketemu di restaurant. Katrin juga
kebetulan ingin sekali punya teman yang bisa diajak
bahasa jerman. Jadilah mereka cepet akrab.

Orang tua Katrin, Klaus dan Petra, menawarkan kalau
Adna mau nginep pas akhir minggu. Adna langsung
menerima dengan suka cita. Sampai tiap hari Adna nanya
kapan Adna dititip di Katrin ? (bahasa Adna nginep itu
'dititip'). Nah tibalah sabtu yang ditunggu-tunggu.

Klaus dan Petra juga menawarkan anak-anak untuk bikin
pizza. Adna memang suka sekali pizza. Jadinya tambah
girang deh. Aku sendiri yah ikut seneng karena jadi
ada kesempatan lihat orang lain bikin pizza. Dari
rumah kita bawa jamur,paprika, ikan tuna kaleng, dan
es krim. Petra mulai membuat adonannya. Wah raginya
dia bekel dari jerman. Ooo..aku gak inget mesti
bawa-bawa Hefe pulver. Kata Petra untuk urusan
'backen-backen' di China kurang memadai. Dalam arti
bahan-bahannya sulit (atau gak ada). Jadi dia udah
bekel back pulver, hefe pulver, puding pulver, venilen
zucker,dsb.

Oiya baru inget, kalau sebetulnya budaya backen kue,
pizza,dll itu adalah budaya 'barat'. Indonesia masih
mending sempet dijajah Belanda jadi kenal bikin kue
panggang. Sedangkan China kan gak pernah dijajah
'barat'. Jadi di Indonesia bikin kue udah biasa dan
gampang ditemukan bahan-bahannya. Yang susah di
Indonesia yah ovennya, maklum klo oven yang gede
muahall....ibuku aja cuma punya oven tangkring
(ditangkringin di kompor) seumur-umur. Jadi orang
China lebih milih beli jadi di toko kue kalau mau
ulang tahun.

Adna dan Katrin mulai sibuk menguleni adonan pizza.
Petra mengawasi anak-anak bikin adonan. Sementara itu
Klaus dan aku mulai merajang-rajang sayuran. Rupanya
Klaus cukup cekatan juga untuk urusan potong memotong.
Setelah adonan mengembang, anak-anak mulai mencetaki
adonan tadi menjadi bulatan-bulatan kecil. Yah pizza
yang dibuat kecil-kecil saja. Kemudian Katrin dan Adna
mulai berkreasi mengias pizza. Katrin senang bikin
'muka-mukaan'. Bahkan dia bikin mukanya Adam dengan
rambut brindilnya dari nanas. Sayang ayah sungkan
membuat fotonya. Kata ayah belum tentu semua orang
jerman mau difoto atau anaknya difoto. Hih padahal ini
momen yang cukup indah.

Kalau Adna lebih suka bikin motif bunga, heheh...Misal
di tengahnya irisan jamur terus dipinggir-pinggirnya
ikan tuna. Semua orang berhak untuk menghias pizza
dengan topping sesuai selera. Bahkan Klaus sengaja
menggambar bulat-bulatan pizza dan menuliskan
nama-nama di atas bulatan itu untuk menandakan
kepemilikan pizza itu. Walah-walah memang orang jerman
serba eksak...hehe klo kita paling gak usah pake
ditandain asal aja bikin, terus dimakan sama-sama
hehheh.

Anak-anak makan pizza dengan lahap, cuma yah namanya
anak-anak. Ternyata acara makannya gak sesemangat pas
bikin. Jadi awal-awalnya rame, tapi yang dimakan cuma
sedikit. Mana pas kita makan tiba-tiba listrik mati.
Hah..black out?. Kita cukup ngeri membayangkan black
out di gedung-gedung tinggi ini. Gimana yah kalau pas
lagi di lift menuju lantai 23..hiiih. Atau karena
liftnya mati dia harus naik pake tangga ke lanta 25.
Untungnya Petra dan Klaus bekel lilin juga. Anehnya
listrik mati kok yah orang pada gak ribut sih. Kalau
di kita semua orang udah pada kumpul di luar atau
minimal buka jendela terus teriak, "Oii...kenapa nih
lampu mati..?!".

Setelah ngobrol kesana kemari akhirnya jam 9 malem
kita pamit pulang karena anak-anak sudah mau tidur.
Untung rumah mereka hanya di lantai 7. Dan herannya
pas kita sampai di gedung kita, listrik nyala tuh. O,
ternyata gak semua blok kena black out.

PAginya Adna diajak ke lapangan tempat main
loncat-loncatan dan sebetulnya kita diundang lagi
makan siang untuk ngabisin sisa pizza yang masih
buanyaakkk. Tapi karena Adam tidur jadi hanya ayah dan
Adna aja yang kesana.



Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com

3 comments:

echa jatmiko said...

alhamdulillah adna udah punya teman. Enak nggak, Na pizza a la Jermannya? hehehehe

Tina Martiana said...

Aduh.. jadi kepengen Pizza juga nih..

AnnaRichardRaja Leicht-Siregar said...

Adna,senang ya ada teman yang bicara bahasa jerman,bagi dong Pizzanya...