Friday, October 10, 2008

Melamine...melamine....

Kami sekeluarga sempat shock ketika mendengar khabar dari surat Kabar langganan kami, Shanghai Dayly, tak lama setelah kami datang liburan dari Indonesia. Tapi karena kesibukan yang lain tentu saja kami tak sempat untuk memory-kannya di blog pas berita itu lagi 'hangat-hangatnya'.

Dari skandal produk-produk mainan sampai kosmetik dari China memang sudah membuat lampu kuning pada kami untuk berhati-hati dengan produk makanannya juga. Kel.Jatmiko (Thank's to Bunda Asha) juga waktu melepas kami pergi pernah bilang hati-hati untuk membeli produk makanan lokal.

Sampai di China, kami memang sebisa mungkin meminimalisir mengkonsumsi produk makanan lokal yang terutama dikemas dengan tulisan huruf China semua. Pertama memang karena gak ngerti kandungannya apa, terus juga takut ada babinya dll. Kayak produk-produk mie instant yang sebetulnya menantang untuk dicoba. Tapi tak semua produk-produk makanan asing bagi kami, produk-produk yang sudah mendunia kayak Nestle, Maggi, Knorr, atau produk turunannya Unilever juga berhamburan di rak-rak produk lokal. Dengan tulisan huruf China dan sedikit-sedikit ada bahasa Inggrisnya. Begitu juga produk kosmetik dan persabunan masih ada Nivea, Olay, L'oreal, dll produknya P&G.

Yah sudah kita merasa tenang. Ada juga toko atau supermarket khusus makanan import baik besar maupun kecil yang bertebaran di sekitar apartemen kami. Tapi biasanya kami hanya membeli disana produk-produk yang memang tidak ada di supermarket lokal, kayak muesli, cereal dan keju. Bahkan di Shanghai ada supermarket besar yang isinya banyak produk jerman jadi serasa masuk Hit (nama supermarket di jerman).

Nah untuk dairy food kayak susu dan yoghurt waktu itu aku setuju aja ketika mas Nano menjatuhkan pilihan pada produk lokal (Yili) karena ada tulisan halalnya. Lagian dari segi rasa enak juga dan sama dengan susu-susu di jerman. Semula aku lebih percaya NEstle tapi yah sudahlah apa aja sama.

Nah ketika skandal Sanlu Group merebak, dimana Sanlu sebetulnya pabrik susu formula khusus untuk bayi. Kami sendiri gak pernah lihat atau karena tulisan China jadi gak tahu produk ini. Apalagi Adam udah lebih dari setahun jadi dia bisa mengkonsumsi susu sapi UHT, dulu pernah coba juga Lactogen atau Nestle untuk susu bubuk tapi Adam kayaknya gak gitu suka susu. Keju atau yoghurt dia lebih bisa nerima, entah karena dia masih nenen ya dia jadi gak gitu doyan susu lain.

Melamin yang dibubuhkan untuk membohongi pembacaan kadar protein pada susu yang diencerkan oleh air sebetulnya sudah terdeteksi 3 bulan sebelum skandal ini memakan korban. Tapi banyak orang-orang China yang entah karena apa gak segera melaporkan ke pemerintah. Korbannya gak tanggung-tanggung 4 bayi yang meninggal karena batu ginjal dan ribuan yang mengalami gangguan kencing. Di koran bayi-bayi itu kelihatan lucu dan gemuk-gemuk. Gangguan pada orang dewasa memang belum ditemukan. Diduga karena metabolisme pada bayi masih belum sempurna dan diet para bayi kan masih didominasi susu, jadi korbannya memang baru bayi-bayi. Jadi inget pola makannya bayi Asia kebanyakan yang selalu mengandalkan susu jika anaknya gak mau makan. Pokoknya susu adalah segalanya.

Menurut kesehatan Melamin masih bisa ditolerir tubuh jika kadarnya 1 miligram perkilogram susu (untuk bayi) atau 2,5 miligram/kg susu (untuk orang dewasa). Tapi apa yang terjadi pada Sanlu? ditemukan 6000 mg melamin/kg susu. Kegilaan apa yang memotivasi ini?. Khabarnya para peternak susu kecewa dengan sapinya yang sudah susah-susah didatangkan dari New Zeland tapi produk susunya masih kurang memuaskan. Mungkin mereka sudah merasa mengeluarkan modal besar untuk mendatangi sapi-sapi itu. Jadi ketika mereka tahu ada taktik untuk mengencerkan susu tanpa diketahui orang lain maka mereka coba. Yang penting mereka bisa dapet uang lebih banyak (ini redaksinya Shanghai Dayly).

Aku jadi teringat dengan kisah percobaan pengenceran susu di jaman Khalifah Umar Bin Khatab, tapi berkat kejujuran dari sang putri peternak susu akhirnya sang ibu tak jadi mengencerkan susunya. Betapa mulya si gadis itu sehingga tak segan-segan Umar mengambilnya menjadi menantu. Karena ternyata bencana melamin ini telah menjalar kemana-mana. Bukan hanya Sanlu, tapi juga Yili (yang kami konsumsi), bahkan hingga Nestle. Akhirnya mungkin semua produk lokal susu China tercemar. Karena pabrik-pabrik itu memang mengandalkan beli susunya ke koperasi susu gak langsung ke peternak. Dan tentu saja disini dicampur semua susu dari para petani. Susu yang bagus pun jadi tercemar.

Hampir semua produk makanan ringan ada kandungan susunya. Bahkan produsen-produsen makanan yang terkenal macam NEstle, Kraft (Dengan Oreonya), Coklat-coklat (semacam Dove, m&m) juga pake susu lokal. PAdahal kami selama ini begitu percaya dan tenang-tenang saja mengkonsumsi cemilan-cemilannya yang enak-enak itu. Roti-roti juga pasti terbuat dari susu. Dan susu mana lagi yang dipake oleh bakery-bakery itu. Mau susu impor? muahallnya maakk...terus menteganya apa juga mentega impor?. PAdahal roti-roti sekelas bakery Franco Papa(katanya di atas breath talk kelasnya) yang biasa kami beli (karena deket) kami pikir tentu juga pake bahan-bahan lokal.

Akhirnya untuk susu, yoghurt, keju, mentega, dll kami usahakan impor. Susu kami pilih yang dari New Zeland (merknya Anchor tapi kok diimpornya oleh Indonesia yak), jadi tulisannya campuran Indonesia-Inggris. Tapi ada temen orang jerman bahkan juga gak percaya susu New Zeland dia beralih ke yang Prancis (harganya memang paling tinggi).

Terus untung saja sumber kalsium gak hanya di susu tapi juga di sayuran hijau kayak Brocoli atau Bak coy. Yah sudah,mungkin ini yang dibanyakin juga. Brocoli anak-anak kebetulan suka, tapi bak coy klo Adna ogah-ogahan. Terus untuk cemilan atau roti tawar ini masih sulit jika seratus persen ditinggalkan. Anak-anak sih cereal untuk sarapan tapi kita lebih suka roti tawar. TErus cockies-cockies anak-anak doyan, nah kalau ini mesti ibunya yang bikin sendiri..tuing...tuing.....?! jreng...!







New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

5 comments:

Reny Payus said...

Wah,jadi ikut prihatin,y,mbk.Kabarnya disana sekarang ada jasa ibu menyusui y,mbk.

teh rani said...

Repot juga ya cari makanan aman di Cina, jangan-jangan di Indonesia juga begitu...

Tresna Wulan said...

cina itu emang paling-paling deh... paling banyak penduduknya, paling jago niru/ngopi barang, paling cerdik berdagang, paling terkenal ilmu estetika "feng shui",.... (dan entah paling apalagi). :)

'Maya' Poespowigoeno said...

jadi ngebayangin: *kalo suatu hari nanti, resource alam udah berkurang, dan bahan makanan alami sangat muahal...dan produsen kehilangan makanan sehingga terpaksa 'mengakali' jualannya dengan barang2 sintetis berbahaya...*trus gimana yaaa whoaa

Ida Widayanti said...

kebayang ya...sedihnya para ibu yang bayinya kena susu melamine...