Sunday, June 12, 2005

Pameran Multimedia Anak-anak

Setelah hampir 2 minggu lebih absen dari peredaran per-blog-an, sekarang mama mulai menulis lagi. Kemarin-kemarin memang hampir setiap weekend ada saja acara. Sehingga waktu yang seharusnya buat nge-blog selalu tertunda. Dan mama takut kalau kelamaan gak nulis Adna bisa protes nanti. Jadi ngebayangin kalau Adna udah gede terus baca catatan ini pasti bertanya-tanya "Kok kelamaan sih Ma pausenya, emang Adna lagi gak ngapa-ngapain ya?". Padahal ada beberapa acara penting yang seharusnya di rekam yaitu saat Adna berkunjung ke pameran multimedia anak-anak, Ultahnya Adna dan liburan camping.

Kali ini tentang pameran Multimedia anak-anak yang berlangsung seminggu dari tanggal 23-28 Mei yang lalu. Adna beserta Kak Masha, Adik Ra, dan para ibu dan bapaknya mencoba untuk datang ke sana di penghujung waktu, yaitu hari Sabtu, 28 Mei. Lokasinya di jantung kota Muenchen, Marienplatz (webcam). Namun mungkin dikarenakan waktunya yang sudah mendekati penutupan, pengunjung kelihatan tidak terlampau ramai. Berarti mereka memang lebih suka datang di awal waktu ya.

Pameran ini sendiri sangat menarik. Karena pengunjung tidak hanya sekedar melihat-lihat apa yang dipamerkan namun juga bisa mencobanya sendiri. Anak-anak yang berusia di atas 6 tahun bisa berkarya di sini seperti menggambar dan bikin bastel atau prakarya. Semua bahan disediakan mulai dari kertas, pensil warna atau crayon dan juga ada stand bastel yang menyediakan beraneka ragam material. Prakaryanya juga tidak sebatas gunting menggunting dan mengelem tapi ada juga yang membuat rakitan robot dari logam-logam atau bongkahan-bongkahan mesin yang sudah tak terpakai lagi.

Saat kami masuk seseorang petugas yang belakangan kami tahu bernama Martin, dengan ramahnya menggiring Masha dan Adna ke standnya. Standnya adalah stand prakarya dimana masing-masing pengunjung mencoba untuk membuat 2 kartu yang ditempeli berbagai bahan yang tersedia. Namun kartu itu harus dibuat sama persis. Adna yang masih terlampau kecil bisa dibantu sama mamanya. Mulai mama memilih material yang disediakan. Yaitu spon yang biasanya dalam keadaan lembab bisa digunakan untuk membersihkan meja atau dapur seperti yang biasa kita kenal. Mama menggunting spon kering itu dan mulai membentuk mata dan bibir di kedua kartu. Sangat sederhana, maklum saat itu mama lagi gak punya banyak ide. Masha sendiri membuat bulatan-bulatan kecil dari sarang lebah. Dan hasilnya di tempel di dinding. Ternyata sudah banyak kartu-kartu dengan beraneka material. Dan wow ternyata dari kartu-kartu di dinding itu jadi suatu permainan. Anak-anak ditutup matanya dan mencoba meraba-raba sebuah kartu dengan material tertentu dan tangan yang lain berusaha mencari kartu lain yang memiliki kesamaan material. Jadi semacam permainan memori, tapi ini dengan meraba. Para ayah berpartisipasi mencoba permainan itu.

Selesai mencoba stand itu, Martin menawarkan permainan lain, yaitu Body Mandalas. Di atas karpet biru bundar anak-anak dengan beberapa temannya bisa bermain-main di atas lantai sambil berpegangan tangan dengan kompaknya membentuk lingkaran atau bentuk bentuk geometris lain dari badan-badan mereka. Di atas ada sebuah web kamera kecil sederhana yang biasa buat chatting, namun dengan diakali sedikit dengan memasang lensa cembung di depannya sehingga bisa menangkap semua gambar di atas karpet biru tadi yang lalu direkam di komputer. Lucu-lucu juga tingkah-tingkah mereka. Mama, Adna, dan Masha mencoba untuk menirunya.

Lalu dilanjutkan dengan membuat bentukan gambar-gambar dengan padi-padian. Pertamakali Martin mencontohkan dengan mengambil segenggam padi-padian itu lalu mulai membentuk-bentuk gambar. Hmmm...menantang, para ibu membantu anak-anaknya membuat gambar. Mama mencoba membuat perahu layar di atas ombak dan Bunda Masha menggambar ikan besar yang cantik.




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Nah stand lain yang tak kalah menariknya adalah stand membuat film kartun baik itu yang melibatkan gambar dua dimensi maupun gambar 3 dimensi seperti di film Bob der Baumeister atau Kleinefreunde. Anak-anak membuat gambar dahulu. Ada yang gambar pemandangan dan juga gambar-gambar tokoh. Gambar-tokoh tadi digunting dan di letakkan di atas gambar pemandangan tadi. Setiap gerakan direkam di cam corder. Nah setelah menghasilkan beberapa gambar dengan gradasi gerakan-gerakan itu lalu disatukan dan diedit. Jadilah film kartun sederhana. Di sini orang tak perlu membuat gambar secara manual banyak-banyak untuk menghasilkan gerakan seperti misalnya film kartun kebanyakan (walt disney, warner bros, dll).
Namun untuk teknik ini memang lebih tepat untuk yang berjenis 3 D.

Ada juga cara lain membuat film kartun dengan memakai bola warna warni yang dilekatkan pada tongkat.Kok bisa? bagaimana ya?. Dari gambar-gambar tadi di scan dan ada semacam software yang melakukan penafsiran jika ada sinyal warna tertentu maka gambar tertentu pula yang akan muncul di layar komputer. Dengan hanya memain-mainkan bola bertangkai warna warni itu di depan sensornya maka komputer memproses gambarnya. Jika kita gerak-gerakkan bola bertangkai itu maka gambarnya juga ikut bergerak. Menarik bukan?




Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com


Sebetulnya masih banyak stand yang belum sempat kami tengok, namun panitya nampaknya sudah mulai beberes. Yah sudah paling tidak ada sesuatu hal yang menarik yang bisa menambah pengalaman dan wawasan baru.

No comments: