Tuesday, April 22, 2008

Bagaimana nasib mereka

Setiap hari melihat pabrik-pabrik perusahaan MNC di
Cina, dari Johnson&Johnson sampai Delphi, Samsung, dan
tentu saja Qimonda, mau nggak mau ingatan melayang ke
Indonesia.
Di Indonesia pun banyak kaum buruh, yang setelah
reformasi mereka bebas mengorganisir serikat buruhnya.
Bahkan mereka bisa bebas demonstrasi kapan saja bila
mau (dan mampu).
Akan tetapi jika perusahaan tiba-tiba memindahkan
production site ke Vietnam atau Cina karena dianggap
buruhnya lebih murah dan lebih penurut, maka tidak ada
lagi yang melindungi mereka. Sungguh malang nian,
mudah-mudahan kita semua tetap mengingat mereka dan
mudah-mudahan para politisi yang sekarang balapan
persiapan ke Pemilu 2009 benar punya konsep untuk
membela kaum lemah. Amin ya Allah ya Tuhan...

Wassalaam,
nano

PS: di bawah kutipan lama dari sebuah mailing list.

From ardiansyah.kimiawan at epson.co.id Mon Oct 1
11:25:07 2007
From: ardiansyah.kimiawan at epson.co.id (Ardiansyah
Kimiawan)
Date: Mon, 1 Oct 2007 09:25:07 +0700
Subject: [Saksi] [Damar-kurung] Penutupan Pabrik
Message-ID:


Penutupan Pabrik

"Beneran ini ditutup ?"tatapan matanya masih tidak
percaya.
"Yaaa benerrr, emang tadi nggak dengerin" pria
berambut ikal disebelahnya menjawab dengan emosi.
"Kan model baru masih banyak...kan hari rabu yang lalu
kita masih long shift?"
"Lha kalau yang punya pabrik bilang tutup, ya tutup
!!"

Ruang aula itu menjadi hiruk pikuk, sudah tidak
terdengar lagi pidato dari pimpinan perusahaan yang
mencoba untuk menenangkan suasana. Karyawan pria
berteriak teriak mengacungkan tangan, sementara yang
wanita menangis terisak-isak, dan beberapa ada yang
pingsan.

Di sisi depan beberapa orang ( yang tampaknya dari
serikat pekerja ) mengambil alih mikropon...
"Kita akan tetap bekerja..Kita akan tetap bekerja.
Sudah 13 tahun kita besarkan perusahaan ini, dari satu
gedung, hingga sekarang menjadi 4 gedung. Kita sudah
cucurkan keringat, teteskan darah untuk perusahaan
ini...tidak bisa kalian para kapitalis, dengan
seenaknya menutup pabrik. Menutup pabrik itu gampang,
itu kerjaan anak kecil. Kalian para kapitalis,
harusnya juga berpikir bagaimana agar pabrik ini tetap
jalan...kalian pengkhianat..pengkhianat !!"

Suasana makin tidak terkendali, tapi untunglah tidak
ada tindakan anarkis yang terjadi. Biarpun emosi para
karyawan yang kehilangan mata pencahariannya dua
minggu menjelang Lebaran, semakin memuncak.

Keputusan yang benar-benar diluar dugaan para
karyawan. Karena sebelum hari jum'at itu, kondisi
produksi masih tinggi. Hampir setiap hari karyawan
bagian produksi harus kerja lembur untuk memenuhi
production plan, bahkan hari rabu, beberapa bagian
masih harus long shift.

Si ibu yang baru sadar dari pingsanya menangis
tersedu-sedu, di tengah kerumunan teman-temannya
"Tolong..pak..bagaimana nasib saya pak. Anak saya
tiga, bapaknya sudah tidak kerja. Saya nggak kuat
pak...saya mati saja pak..bagaimana sekolah anak
saya..Ya Allaahhh..berat benar cobaan-Mu."

Tetes air mata juga berlinang di wajah para pria yang
selama ini tegar. Subhanallah..Subhanallah...bisiknya
pelan sambil mengusap air mata. Terbayang si kecil di
rumah sedang asyik dengan tas sekolahnya, lalu istri
tercinta yang perutnya sudah membuncit, hendak
menghadirkan putra kedua yang lama dinanti
kehadirannya.

Ya Allah...berilah kelapangan kepada hati kami agar
dapat menerima cobaan ini

Cikarang, 1 Oktober 2007

Ditulis berdasarkan kisah nyata penutupan PT PEDIDA
(Panasonic ) Cibitung pada hari Jum'at 28 Sept 2007.



__________________________________________________________
Gesendet von Yahoo! Mail.
Der Mailbox mit unbegrenztem Speicher.
http://de.overview.mail.yahoo.com

7 comments:

Tina Martiana said...

amiin....

Wayan Lessy said...

Amiin..

hhh...
Semua pada kesedot kesana krn u production costnya paling menguntungkan,...betapa mengerikannya kl Cina kolaps..

hitrifirdaus - said...

amin..

-ninoek- Setiawan said...

jadi inget pas nonton film ttg Indonesia yg 'diperas' pabrik² fashion dr Amrik (GAP, dll). Mereka bekerja 24 jam klo mendekati deadline hrs kirim sekian ribu potong yg harga jualnya diatas 50$. Tapi mereka dibayar brp? 3000Rp/hari !!

IMW IMW said...

Makanya pada pulang, trus buka pabrik di Indonesia :-)

W Palwono said...

sedih euy bacanya, kasian rakyat kecil. semoga dimudahkan segala urusannya..amiinn..
ntar kalo pulang ke indonesia raya, buka lapangan kerja ya teh!

Adna Adam said...

Bli, gibt mir nur 1 Milliarde EUR, dann werde ich das machen:-) Membangun industri di Indonesia, kalau biaya logistik dan perizinan nggak bisa bersaing dengan Cina atau Vietnam, kita mesti kerja keras!